Kabar penemuan Reno dan Farhan menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial. Banyak warganet yang menyampaikan rasa belasungkawa sekaligus keheranan atas lamanya waktu penemuan.
Komentar-komentar haru membanjiri kolom Instagram:
“Yaampun udah 2 bulan yg lalu, alfatihah buat Almarhum,” tulis akun @bang.njullgank.
“Ya Allah, semoga ditempatkan di surga, amin,” ungkap akun @leni.maryanii.
Namun, tak sedikit juga yang mengajukan pertanyaan kritis. Mengapa proses pencarian begitu lama? Bagaimana mungkin dua jasad bisa tidak ditemukan selama berbulan-bulan di lokasi yang sama?
“Jika benar mereka berdua terbakar saat gedung itu terbakar, apakah petugas tidak memeriksa seluruh sudut gedung?” tanya akun @mrx.f.
“Proses kremasi manusia butuh suhu tinggi dan waktu lama, masa bisa hangus begitu cepat?” timpal akun @dandizecson.
Komentar-komentar ini menggambarkan betapa masyarakat kini semakin sadar dan kritis terhadap setiap kejadian publik.
Fakta di Balik Gedung ACC Kwitang
Gedung ACC di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, ternyata memiliki sejarah panjang sebagai salah satu gedung multifungsi yang sering digunakan untuk kegiatan seminar, pertemuan, hingga aksi massa.
Setelah aksi besar pada 29 Agustus 2025, gedung ini mengalami kerusakan berat akibat kebakaran yang dipicu oleh bentrokan massa di sekitar area DPR. Sisa puing, plafon runtuh, dan tumpukan barang membuat proses pencarian di dalam gedung menjadi sangat sulit dan berbahaya.
Menurut petugas, bagian tempat ditemukannya kerangka berada di area belakang yang tertutup besi dan beton. Hal inilah yang menyebabkan bau atau tanda-tanda keberadaan korban tidak terdeteksi lebih awal.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Demam Politisi Zohran Mamdani
