POSKOTA.CO.ID - Kasus hilangnya dua mahasiswa, Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid, akhirnya menemui titik terang. Setelah dinyatakan hilang sejak aksi demonstrasi di depan Gedung DPR pada 29 Agustus 2025, keduanya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di Gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat.
Penemuan ini sontak menghebohkan publik, apalagi setelah hasil pemeriksaan DNA dari Puslabfor Polri memastikan bahwa kerangka yang ditemukan memang milik kedua mahasiswa tersebut.
Awal Penemuan: Dari Renovasi ke Penemuan Mengejutkan
Pada 30 Oktober 2025, tim inspeksi dari PT QIES, vendor pemeriksa bangunan, tengah melakukan pembersihan dan renovasi di Gedung ACC. Saat memeriksa bagian plafon dan ruang penyimpanan, mereka menemukan dua kerangka manusia tertutup puing dan tumpukan barang bekas kebakaran.
Baca Juga: Jadwal Buka Tutup Puncak Bogor Hari Ini 8 November 2025, Cek Lokasi Ganjil Genap
Menurut laporan yang dikutip dari akun X (Twitter) @IndoPopBase, posisi kedua kerangka berada di area yang sama dan tertutup material bangunan yang rusak akibat kebakaran hebat usai demonstrasi.
Polisi kemudian bergerak cepat melakukan identifikasi forensik. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra, menjelaskan bahwa gedung tersebut sempat sulit dijangkau karena masih banyak sisa puing dan bau menyengat dari bekas kebakaran.
“Kondisi di dalam gedung cukup rusak dan tertutup, sehingga tim baru bisa menemukan jenazah setelah dua bulan,” ungkap Roby.
Hasil Autopsi: Tak Ada Tanda Kekerasan, Diduga Terbakar
Setelah proses identifikasi selesai, Brigjen Pol Sumi Hastry Purwanti, Kepala Laboratorium Dokkes Polri, menyampaikan hasil autopsi yang menjadi kunci penjelasan publik.
“Kami menemukan bahwa penyebab kematian kedua korban adalah akibat kebakaran. Tidak ada tanda kekerasan tumpul, luka sayatan, atau indikasi terjatuh,” jelasnya.
Beberapa bagian tubuh seperti tengkorak, tulang panggul, dan tulang panjang masih bisa diidentifikasi. Meski kondisi jenazah rusak parah karena suhu tinggi, hasil forensik memastikan tidak ada unsur penganiayaan.
Temuan ini sedikit meredakan spekulasi liar di media sosial yang sebelumnya menduga adanya kekerasan dalam insiden tersebut.
