Ilustrasi obrolan warteg tiga sahabat berbincang menyoroti polemik beban utang proyek Kereta Cepat Whoosh, yang terus menjadi perdebatan publik. (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

SERBA-SERBI

Obrolan Warteg: Wusss..Melesat dengan Beban Utang

Selasa 04 Nov 2025, 07:05 WIB

POSKOTA.CO.ID - Di tengah maksi bersama di warteg langganan, tiba –tiba mas Bro berkata ”Wusss...melesat ..” ujarnya sambil memasukkan tempe ke mulut. Sesaat  kemudian “ wusss melesat..masuk lagi,” kata mas Bro, kini giliran tahu yang dimasukkan ke mulut.

Melihat tingkah mas Bro, kedua sohibnya, bung Heri dan bang Yudi,menyelatuk:  Ganggu suasana makan aja, ada apa sih, was .. wus was wus kayak kereta super cepat saja.

“Loh ini juga soal kereta cepat Jakarta – Bandung,” jawab mas Bro.

“Kalau kereta cepat Jakarta – Bandung namanya Whoosh, bukan wus,”kata Heri.

Baca Juga: Obrolan Warteg: Ada Pengadu Domba

“Whoosh itu membacanya wus artinya kecepatan tinggi sekali. Kata wus...itu sendiri juga terinspirasi dari suara kereta yang melesat dengan kecepatan tinggi,” jelas mas Bro.

“Nama Whoosh juga merupakan singkatan :Waktu hemat, operasi optimal, sistem handal (hebat). Kecepatan hingga 350 km/ jam, Jakarta – Bandung hanya ditempuh dengan waktu 36 hingga 44 menit,” kata Heri.

“Nggak salah kalau disebut wus melesat begitu cepat tanpa beban,” ujar Yudi.

“Ada beban yang dibawa wus, yaitu penumpang,’ kata Heri.

“Kalau penumpang sudah pasti, tapi terasa ringan. Ada beban lain yang terasa sangat berat,” kata mas Bro.

“Wah.. beban apa, jangan bikin isu ,” kata Yudi.

“Kalian kurang update. Sekarang lagi menjadi perbincangan beban utang proyek Whoosh yang nilainya triliunan rupiah per tahun. Belum lagi isu pembengkakan anggaran” urai mas Bro.

Baca Juga: Obrolan Warteg: Perempuan Bukan Pelengkap

“Soal polemik sebenarnya sudah lama, Sejak awal proyek kereta cepat Jakarta – Bandung ini sudah menuai kontroversi,” kata Heri.

“Tapi sekarang polemik mencuat kembali setelah terbukti proyek Whoosh merugi triliunan rupiah, siapa yang akan menalangi kerugian, sementara publik tahu, proyek ini berawal dari kerja sama investasi, bukan subsidi murni,” kata mas Bro.

“Bukankah penumpang Whoosh terus meningkat?,’ kata Yudi.

“Betul, jumlah penumpang terus meningkat, tetapi pendapatan dari penjualan tiket belum menutupi utang yang harus dibayar. Utang proyek Whoosh,” ujar mas Bro.

“Lantas siapa yang menanggung beban utang?,” tanya Yudi.

Baca Juga: Obrolan Warteg: Biaya Turun, Pelayanan Naik

“Ini yang menjadi persoalan, sementara negara sepertinya tidak ingin menanggung beban. Menkeu Purbaya Yudha Sadewa sudah menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin membayar utang proyek tersebut menggunakan APBN,” kata mas Bro.

“Iya juga, proyek kerja sama investasi yang merugi, mosok rakyat yang menanggung beban,” ujar Heri.

“Di tengah kontroversi, wus terus melesat dibayangi beban utang..,” kata mas Bro. (Joko Lestari).

Tags:
kereta cepatWhoosh obrolan warteg

Tim Poskota

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor