TAMBORA, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah pedagang di kantin SDN 01 dan 03m Jalan Perniagaan Raya, Tambora, Jakarta Barat, menyambut baik program makan gratis siswa.
Program itu diinisiasi organisasi Matahari Pagi Indonesia (MPI) bersama pengusaha Jusuf Hamka. Dalam program tersebut, 279 siswa mendapatkan kupon makan gratis di kantin setiap hari.
Salah seorang pedagang di kantin, Yanti, 45 tahun, sangat terbantu dengan adanya program makan gratis ini. Para pedagang diberikan uang kepada pedagang untuk menyiapkan makanan gratis.
Sembilan kantin di sekolah tersebut menjual berbagai macam makanan yang dijamin sehat, seperti soto mie, roti daging, hingga batagor.
Baca Juga: Pemkot Jakbar Periksa Makanan UMKM pada MBG di SDN Meruya Selatan 01
"Jadi nanti siswanya tinggal pilih sendiri makanan yang mau dimakan, ini buat makanan berat ya, jadi bebas mau pilih makan apa aja, semuanya gratis," kata Yanti kepada Poskota, Selasa, 4 November 2025.
Yanti mengatakan, program makan gratis sudah berjalan selama empat bulan. Sebagai pedagang, ia merasakan dampak positif dari program tersebut.
"Karena kalau makan langsung di kantin kan terjamin. Saya kan masaknya juga langsung dadakan, bukan yang masak dari malam atau subuh, memang masak dadakan, jadi orangtua juga tau makanannya," ucap dia.
Pedagang kantin lain, Yayah Murnayah, 50 tahun, menilai, program makan gratis ini lebih efektif daripada Makanan Bergizi Gratis (MBG), karena proses masak langsung dilihat pembeli.
Baca Juga: Sempat Ditutup, BGN Kembali Buka Pendaftaran Mitra Program MBG
"Kalau MBG kan kita enggak tau masaknya gimana, mungkin masaknya dari semalem, kan bisa aja," kata dia.
"Kalau di kantin, kayak saya jualan soto, ini kalau anak-anak mau makan kuahnya juga saya angetin lagi. Ayamnya aja tih liat baru saya rebus tadi," tambah Yayah.
Orang tua murid di sekolah itu, Siti Nurjanah, 40 tahun, mendukung program makan gratis itu.
"Kalau dari sana kan (MBG) langsung dapat (paket), jadi kita enggak tau prosesnya gimana," tuturnya.
Sementara itu, ia mengaku tidak berani mengizinkan anaknya menyantap MBG, karena khawatir kualitas makanan tidak terjamin.
"Karena gimana ya, itu kan makanan kita gak liat prosesnya. Khawatir juga gimana-gimana kan nanti kita juga yang repot, kalau udah keracunan kayak gitu, kan kita yang repot," tutur dia.