Di lokasi berukuran sekitar 7×7 meter itu terdapat dua tempat layaknya WC umum untuk warga BAB. Kotorannya tidak ke septictank, melainkan langsung jatuh ke aliran kali.
"Pihak Kelurahan pernah ke sini, minta warga supaya pada bikin WC sendiri. Imbauan mah memang ada ya," ungkap dia.
Di sini warga sama sekali tidak khawatir dengan masalah kesehatan. Sebab mereka juga selalu waspada terhadap penyakit apapun, apalagi mengingat tengah dalam musim penghujan.
"Kalau soal kesehatan, warga pasti jaga kesehatan. Bersih-bersih segala macem," kata Sumi.
Mayoritas Rumah belum Memiliki Septic Tank
Wakil Camat Palmerah, Pangestu Aji membenarkan persoalan minimnya septic tank yang masih terjadi di sejumlah wilayah di Kecamatan Palmerah.
Namun tidak hanya di Palmerah, minimnya septic tank juga terjadi di seluruh kecamatan Jakarta.
Menurutnya, salah satu persoalan BAB sembarangan yang masih ditemukan adalah karena tidak semua warga memiliki septic tank di rumahnya.
Bahkan, menurutnya, sejumlah pemilik kontrakan dan kos-kosan di wilayah tersebut masih mengabaikan penyediaan fasilitas sanitasi yang layak bagi penghuni.
“Memang di Palmerah ini masih banyak yang belum punya septic tank. Kemarin itu kami bersama lima kelurahan, kecuali Kelurahan Palmerah karena dia sudah lebih dulu, baru saja deklarasi bebas buang air besar sembarangan,” ujar Pangestu Aji saat dikonfirmasi wartawan dikutip Sabtu, 1 November 2025.
Baca Juga: Anwar BAB Ungkap Keinginan Mpok Alpa Sebelum Meninggal Dunia
Pangestu menerangkan, adanya deklarasi tersebut merupakan kebijakan baru dari Kementerian Kesehatan.
Jika sebelumnya deklarasi bebas BAB sembarangan hanya dapat dilakukan apabila seluruh warga sudah memiliki septic tank, kini deklarasi dapat digelar terlebih dahulu dengan catatan seluruh warga harus memiliki septic tank maksimal dalam lima tahun ke depan.
