JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hyundai Motor Company secara resmi memulai pembangunan pabrik sel bahan bakar hidrogen terbaru di kota Ulsan, Korea Selatan. Proyek ini dianggap sebagai langkah kunci dalam memperkuat posisi negara tersebut sebagai pelopor dalam transisi menuju energi bersih.
Acara peletakan batu pertama dihadiri jajaran pejabat penting: Jaehoon Chang selaku Wakil Ketua Hyundai Motor Group; Sung Hwan Kim – Menteri Iklim, Energi, dan Lingkungan; serta Shin Hak Moon, Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Sumber Daya.
Turut hadir pula anggota parlemen nasional, termasuk wali kota Ulsan, Doo‑gyeom Kim, dan pejabat daerah lainnya. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa pembangunan fasilitas ini dipandang sebagai agenda nasional yang melibatkan sinergi pemerintah dan sektor industri.
Baca Juga: Cara Ganti Baterai Smart Key NETA V-II, Begini Langkah Aman dan Mudahnya
Tak hanya pejabat dalam negeri, acara ini juga menarik perhatian tokoh dari dunia hidrogen global. Salah satu yang hadir ialah Ivana Jemelkova, CEO Hydrogen Council inisiatif internasional yang menghimpun perusahaan-terkemuka guna mempercepat adopsi energi bersih. Jemelkova berada di Korea Selatan dalam rangka menghadiri APEC CEO Summit 2025 di Gyeongju.
“Pabrik ini adalah realisasi strategis dari komitmen Hyundai Motor Group dalam mendorong masyarakat berbasis hidrogen,” ujar Jaehoon Chang dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa fasilitas akan menjadi pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus memperkuat posisi Korea di arena industri hidrogen global.
Lokasi pabrik seluas 43 000 meter persegi berada di bekas area pabrik transmisi mesin pembakaran internal, sebagai simbol perubahan/transisi ke mobilitas masa depan. Pembangunan dijadwalkan rampung pada tahun 2027 dengan kapasitas produksi tahunan hingga 30 000 unit sel bahan bakar hidrogen.
Seluruh proses mulai dari kimia hingga perakitan akan dilakukan dalam satu area terpadu. Perusahaan akan mengusung merek hidrogen baru, “HTWO” (singkatan dari “Hydrogen for Humanity”), sebagai representasi dari komitmen terhadap pengembangan ekosistem energi bersih global.
Investasi yang digelontorkan besarnya mencapai KRW 930 miliar dan mencakup produksi sel bahan bakar generasi terbaru serta electrolyzer untuk aplikasi mobilitas: kendaraan penumpang, truk, bus komersial, hingga alat konstruksi, kapal dan armada laut. Fasilitas ini dirancang dengan dua fokus utama.
Pertama, pengembangan sel bahan bakar generasi terbaru yang ditargetkan memiliki output daya dan durabilitas lebih tinggi dibanding model saat ini sekaligus menjaga daya saing harga. Kedua, produksi PEM (polymer electrolyte membrane) electrolyzer menjadi fasilitas pertama di Korea yang menghasilkan teknologi tersebut secara tinggi performa, untuk menghasilkan hidrogen berkualitas dari air tanpa emisi karbon. Dengan pengalaman hampir tiga dekade di fuel cell, Hyundai telah mencatat tingkat lokalisasi komponen electrolyzer hingga sekitar 90 persen.
