JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Setelah dua dekade bertahan di angka yang sama, tarif bus Transjakarta akhirnya akan mengalami penyesuaian.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI) mengonfirmasi kenaikan tarif dari Rp3.500 menjadi Rp5.000 dalam waktu dekat. Kebijakan ini diambil sebagai langkah untuk meringankan beban subsidi daerah yang sudah dianggap tidak tertahankan.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa besaran subsidi untuk setiap tiket penumpang saat ini telah melampaui Rp9.000. Sebuah angka yang jauh lebih tinggi dari tarif yang dibayarkan penumpang.
“Sekarang ini subsidinya setiap tiket sebenarnya sudah di atas Rp9.000. Kan enggak mungkin kalau kemudian kami sangga sendiri terus-menerus,” tegas Pramono dalam keterangannya di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Oktober 2025.
Baca Juga: Bupati Bogor Hormati Proses Hukum Dugaan Gratifikasi Kades Cikuda
Keberlanjutan Layanan dan Keadilan Tarif
Pramono menekankan bahwa keputusan ini bukan tanpa alasan. Tarif Rp3.500 telah berlaku tanpa perubahan sejak 2005. Penyesuaian dinilai crucial untuk menjaga keberlangsungan operasional Transjakarta dan layanan Transjabodetabek ke depannya.
“Kami sudah menghitung untuk Transjakarta, terutama juga untuk Transjabodetabek supaya harga antara Jakarta dan daerah penyangga tidak berbeda,” jelasnya.
Meski naik, tarif baru Transjakarta disebutnya akan tetap lebih murah dibandingkan tarif angkutan umum di wilayah penyangga seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang.
Baca Juga: BMKG Sebut Jabodetabek Berpotensi Diguyur Hujan Deras hingga Akhir Oktober
15 Golongan Tetap Gratis dan Komitmen Perbaikan Layanan
Di tengah kabar kenaikan ini, terdapat kepastian bagi kelompok masyarakat tertentu. Pramono menegaskan bahwa 15 golongan penerima manfaat tetap akan menikmati layanan Transjakarta secara cuma-cuma.
Golongan ini mencakup Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI-Polri, penyandang disabilitas, lansia, dan pelajar penerita Kartu Jakarta Pintar Plus (KJP Plus).
“Pemerintah Jakarta sudah membebaskan 15 golongan gratis naik Transjakarta, semua sudah gratis,” kata Pramono.
Sebagai kompensasi atas kenaikan tarif, Pemprov DKI berjanji akan meningkatkan kualitas layanan. Salah satu fokus utamanya adalah percepatan transisi ke armada yang lebih modern dan ramah lingkungan.
“Fasilitasnya sekarang kami perbaiki, bahkan tahun ini untuk bus listrik yang sebelumnya hanya beroperasi 200, sekarang akan beroperasi sampai dengan 500 bus listrik. Sehingga ini secara signifikan akan mengurangi polusi,” papar Pramono.
Baca Juga: Resahkan Warga Lampung, 2 Pelaku Curanmor Bersenpi Diringkus di Bekasi
Tunggu Pengumuman Resmi
Meski arah kebijakan sudah jelas, Pramono belum bersedia merinci waktu pasti implementasi kenaikan tarif ini. “Nanti pada saat yang tepat kami akan umumkan mengenai hal itu,” tuturnya singkat.
Kebijakan ini diprediksi akan memicu pro dan kontra di kalangan warga ibu kota.
Namun, Pemprov DKI tampaknya berkeyakinan bahwa langkah ini diperlukan untuk memastikan layanan transportasi umum yang lebih berkualitas dan berkelanjutan di masa depan, sambil tetap menjaga proteksi bagi kelompok rentan.