POSKOTA.CO.ID - Indonesia kembali berada di bawah sorotan potensi bencana alam, khususnya ancaman gempa megathrust.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah secara tegas menyatakan bahwa fenomena ini bukan lagi tentang jika akan terjadi, melainkan kapan energi besar yang tersimpan di bawah bumi Nusantara akan dilepaskan.
Peringatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai besarnya potensi energi seismik yang terakumulasi.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, pernyataan ini bukanlah prediksi waktu pasti terjadinya gempa, melainkan sebuah pengingat kritis tentang urgensi kesiapsiagaan nasional.
Baca Juga: Gempa M 7,6 Guncang Mindanao Filipina, Tsunami Ancam Sulut-Papua
“Ini bukan prediksi kapan gempa akan terjadi, melainkan pengingat bahwa kita harus siap,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Memahami Ancaman Megathrust
Megathrust adalah istilah geologi yang merujuk pada zona tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua. Zona ini berfungsi sebagai "penyimpan" energi luar biasa besar akibat gesekan lempeng bumi yang berlangsung terus-menerus.
Ketika energi yang terakumulasi mencapai batas maksimum dan dilepaskan secara tiba-tiba, pelepasan tersebut dapat memicu gempa bumi dengan magnitudo sangat besar.
Guncangan kuat dari gempa megathrust sering kali berpotensi disertai dengan tsunami destruktif, seperti yang pernah terjadi di Aceh pada tahun 2004.
Baca Juga: BMKG Sebut Jakarta Berpotensi Terdampak Gempa Megathrust Selat Sunda
13 Zona Merah Gempa Megathrust di Indonesia
Hasil pemetaan mendalam yang dilakukan oleh BMKG mengidentifikasi setidaknya 13 segmen megathrust aktif di Indonesia yang saat ini dikategorikan sebagai "zona merah".
Segmen-segmen ini dianggap sebagai wilayah seismic gap, istilah dalam geologi yang merujuk pada area yang telah lama tidak melepaskan energi besar (gempa) selama ratusan tahun, sehingga potensi untuk menjadi sumber gempa besar berikutnya sangat tinggi.
Wilayah-wilayah kritis yang perlu diwaspadai meliputi:
- Aceh-Andaman
- Mentawai-Siberut dan Pagai
- Selat Sunda – Banten
- Selatan Jawa Barat hingga Banyuwangi
- Bali – Lombok – Sumbawa
- Timur Laut Maluku
- Papua
Baca Juga: BPBD Jakarta Gencarkan Penilaian Kerentanan Bangunan terhadap Gempa
Zona di sekitar Selat Sunda dan Banten menjadi perhatian khusus mengingat kedekatannya dengan pusat populasi padat seperti Jakarta dan wilayah sekitarnya.
Upaya Menghadapi Gempa
Peringatan dari BMKG bahwa potensi gempa megathrust "tinggal menunggu waktu" bertujuan utama untuk mendorong upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana, bukan untuk menimbulkan ketakutan.
Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa, termasuk mereka yang berada di dekat zona Banten dan Jakarta, diimbau untuk mengambil langkah-langkah mitigasi berikut ini:
Kenali Risiko Wilayah
Cari tahu apakah tempat tinggal Anda termasuk dalam zona rawan gempa atau tsunami.
Perkuat Infrastruktur
Bangun atau perkuat bangunan dengan struktur yang teruji tahan gempa.
Pelajari Jalur Evakuasi
Ketahui dan hafalkan jalur serta lokasi evakuasi terdekat dari rumah atau tempat kerja.
Siapkan Tas Darurat
Selalu sediakan tas darurat yang berisi kebutuhan penting (makanan, air, obat-obatan, dokumen) jika bencana terjadi secara tiba-tiba.
Selain itu, Pemerintah Daerah di wilayah pesisir seperti Mentawai, Pandeglang (Banten), Cilacap, hingga Lombok diminta untuk meninjau ulang rencana tata ruang dan pembangunan agar selaras dengan peta rawan bencana terbaru, demi meminimalisir dampak gempa megathrust di masa depan.