POSKOTA.CO.ID - Dunia hiburan dan publik kembali dikejutkan oleh goyahnya rumah tangga selebritas. Clara Shinta, yang baru saja menapaki kehidupan pernikahan, secara mengejutkan mengumumkan bahwa bahtera rumah tangganya dengan Muhammad Alexander Assad alias Lexa berada di ambang kehancuran.
Pengumuman ini datang tak lebih dari dua bulan setelah pesta pernikahan megah mereka. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada 19 Oktober 2025, Clara menuangkan isi hatinya yang penuh kepedihan.
Hal ini menjadi ironi, mengingat sebelumnya ia aktif membagikan momen-momen bahagia pascamenikah. Pernikahan yang digelar di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, pada 30 Agustus 2025 itu, kini hanya menyisakan kenangan.
Akar permasalahan yang diungkapkan Clara terletak pada komunikasi yang sangat buruk. Masalah-masalah kecil, yang seharusnya dapat diselesaikan, membesar karena masing-masing pihak dianggap saling menahan ego.
Baca Juga: Fakta Lengkap Pisahnya Clara Shinta dan Alexander: dari Drama China hingga Isu Simpanan Pejabat
Situasi ini diperparah dengan praktik silent treatment, yaitu sikap diam yang disengaja untuk mengabaikan atau menghukum pasangan.
Dalam unggahannya yang panjang, Clara menulis: “Assalamualaikum wrwb butuh waktu panjang untuk menulis ini, namun dengan berat hati aku harus menyampaikan bahwa sepertinya rumah tangga kami kecil kemungkinan untuk bisa dipertahankan lagi dikarenakan banyak masalah kecil yang sulit untuk kami selesaikan karena komunikasi yang sangat buruk. Satu sama lain saling menahan ego masing-masing meskipun letak kesalahan terakhir ada di diriku, namun aku bingung untuk menyelesaikan nya dengan vara apalagi. Karena semuanya silent, silent treatment.”
Konflik tersebut disebutkan berawal dari sebuah kesepakatan yang tidak ditepati. Clara mengungkapkan bahwa sebelum menikah, mereka berdua telah sepakat untuk menghapus semua foto mantan masing-masing.
Lexa dikabarkan telah memenuhi janji itu, sementara Clara menunda karena jumlah folder fotonya yang mencapai sekitar 77.000 berkas.
Clara menegaskan bahwa penundaan ini murni karena kelalaiannya dan sama sekali tidak ada unsur perselingkuhan.
Menurutnya, masalah ini sebenarnya dapat diselesaikan, namun suaminya memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya. Pola penyelesaian konflik seperti ini, kata Clara, telah terjadi berulang kali.
