POSKOTA.CO.ID - Clara Shinta Amira retaknya hubungan rumah tangganya dengan Muhammad Alexander Assad. Pernikahan yang seharusnya masih dalam masa bulan madu ini diguncang konflik yang berulang, dengan satu hal yang mencuat sebagai pemicu awal: foto mantan yang masih tersimpan di gawai sang istri.
Konflik ini pertama kali menyeruak ke publik setelah Clara berbagi cerita di platform X melalui akun @FolkMedsos pada Selasa, 21 Oktober 2025. Dalam unggahan yang viral tersebut, Clara mengungkap akar persoalan yang bermula dari sebuah janji yang tidak ditepati.
Sebelum menikah, pasangan ini diketahui telah membuat komitmen untuk memutuskan hubungan dengan masa lalu. “Sebelum menikah aku dan dia buat kesepakatan untuk menghapus foto mantan satu sama lain,” terangnya.
Namun, kesepakatan itu hanya berjalan satu arah. Clara mengakui ia gagal memenuhi janjinya, bukan karena niat berselingkuh, melainkan karena alasan yang bagi banyak orang terdengar sepele: penundaan. “Beliau menghapus sedangkan aku tidak, karna folder foto aku ada sekitar 77.000 foto dan aku menunda,” lanjutnya.
Baca Juga: Fakta Lengkap Pisahnya Clara Shinta dan Alexander: dari Drama China hingga Isu Simpanan Pejabat
Ia berusaha meyakinkan publik bahwa masalahnya murni pada kelalaiannya, bukan pada perselingkuhan. “Tidak ada foto baru apalagi selingkuh atau berzina dengan laki laki lain, murni kesalahanku yang lupa karna keseringan menunda,” imbuhnya.
Dari Masalah Foto ke Pola Konflik yang Merusak
Meski bermula dari foto, badai dalam rumah tangga mereka ternyata lebih dalam dari sekadar masalah penyimpanan data.
Clara mengungkapkan bahwa reaksi sang suami terhadap masalah ini justru menjadi sumber penderitaan yang lebih besar. Alih-alih duduk berdiskusi, Alexander memilih untuk mengambil jarak.
“Sebenarnya masalahnya bisa diselesaikan dengan baik namun beliau memilih untuk pulang kerumahnya dan tidak berkomunikasi dengan aku,” terangnya.
Pola ini, menurut Clara, bukanlah hal baru. “Kejadian pisah rumah ini sudah terjadi berulang kali, sampai yang kedua aku habis sabar.”
Clara menyatakan kelelahan mental menghadapi cara penyelesaian konflik seperti ini. “Aku merasa capek, kalau setiap masalah diselesaikan dengan pisah rumah terus menerus,” imbuhnya.