POSKOTA.CO.ID - Sejak peluncuran ChatGPT pada November 2022, dunia digital mengalami perubahan besar. Kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar alat bantu menulis, melainkan telah menjadi mesin utama produksi konten di berbagai platform.
Menurut laporan terbaru dari perusahaan SEO Graphite, yang menganalisis lebih dari 65.000 tautan artikel antara Januari 2020 hingga Mei 2025, sekitar lebih dari 50% konten di internet kini dibuat oleh AI. Angka ini menandai perubahan drastis dalam cara manusia memproduksi, mengonsumsi, dan menilai informasi digital.
Peningkatan pesat ini tidak hanya menggambarkan kemajuan teknologi, tetapi juga menunjukkan pergeseran paradigma industri media dan pemasaran digital dari tenaga kreatif manusia menuju otomasi berbasis algoritma.
Baca Juga: Edit Foto Jadi Anggota Akatsuki Naruto Pakai Gemini AI
Dari Eksperimen ke Dominasi: Perjalanan AI dalam Dunia Penulisan
Pada awal 2020, penggunaan AI dalam penulisan konten masih terbatas pada fungsi pendukung seperti pemeriksaan tata bahasa, rekomendasi kata, atau pembuatan draft sederhana.
Namun setelah hadirnya ChatGPT, Gemini, Claude, dan Copilot, kemampuan AI berkembang pesat, memungkinkan sistem ini menghasilkan artikel panjang, analisis mendalam, bahkan opini dengan gaya bahasa yang menyerupai manusia.
Sejak saat itu, industri konten digital berubah total. Banyak perusahaan media, agensi SEO, hingga blog independen mulai mengadopsi AI sebagai bagian dari strategi produksi. Alasannya sederhana: efisiensi, kecepatan, dan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan tenaga manusia.
Berdasarkan analisis Graphite, lonjakan terbesar terjadi antara Maret 2023 hingga Mei 2024, di mana jumlah artikel buatan AI meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Tren ini menempatkan AI sebagai kontributor terbesar dalam ekosistem web global.
Kabar Baik: Pertumbuhan AI Mulai Melandai
Menariknya, data terbaru menunjukkan bahwa tren ini mulai melandai sejak Mei 2024. Dalam beberapa bulan terakhir, karya manusia kembali menunjukkan peningkatan. Faktor utamanya bukan karena kemampuan AI menurun, tetapi karena pergeseran preferensi pembaca yang semakin kritis terhadap konten generik.
Studi perilaku pengguna menunjukkan bahwa audiens kini lebih menghargai keaslian, pengalaman pribadi, dan gaya naratif yang otentik aspek yang masih sulit ditiru oleh sistem kecerdasan buatan.
Selain itu, platform seperti Google dan Bing juga memperbarui algoritma pencarian mereka dengan menekankan “experience” dan “expertise” sebagai faktor peringkat utama. Artinya, konten yang dibuat manusia dengan keahlian nyata kini kembali mendapatkan tempat di puncak hasil pencarian.