Pramono mengingatkan bahwa dirinya turut terlibat langsung dalam proses penetapan Hari Santri melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015.
“Keppres Nomor 22 Tahun 2015 penetapan Hari Santri itu saya yang menyiapkan. Saya yang memaraf, filosofis saya tahu banget tentang kenapa kemudian ditetapkan menjadi Hari Santri,” katanya.
Ia menegaskan bahwa penetapan Hari Santri bukan hanya didasari oleh peristiwa politik semata, tetapi juga penghargaan terhadap kontribusi besar santri terhadap bangsa.
"Walaupun ada peristiwa politik. Tetapi yang paling utama dan utama, sebenarnya sebelum ada resolusi jihad yang dibacakan tadi, santri di Indonesia itu sudah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi pendidikan di Indonesia," ujar Pramono.
Lebih lanjut, Pramono meminta para santri memiliki kekuatan, yakni iman, ilmu, amal, akhlak, persatuan (guyub-rukun), dan perjuangan sebagai bekal menjadi pemimpin masa depan.
Baca Juga: Peringati HSN, Ribuan Santri Padati Alun-Alun Pandeglang
“Sepintar apa pun, setinggi apa pun Saudara tetap harus beriman. Orang setinggi apa pun kedudukan dan jabatannya kalau tidak beramal, hidupnya tidak akan lancar,” ucap dia. (cr-4)