POSKOTA.CO.ID - Mencuat harapan dari sejumlah kalangan agar Presiden Prabowo mengevaluasi besar – besaran terhadap Kabinet Merah Putih. Setahun pemerintahan, bisa menjadi momentum untuk meminggirkan menteri yang selama ini menjadi beban.
“Iya juga kalau menjadi beban dan penghalang, mengapa mesti dipertahankan,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Ibarat kita ingin mempercepat langkah mencapai tujuan, jika banyak beban di pundak, tinggalkan sehingga langkah menjadi lebih ringan. Jika ada penghalang di depan, singkirkan agar tak mengganggu perjalanan,” tambah Yudi.
“Begitu pun dalam kabinet, kalau ada menteri yang menjadi beban kemajuan, pinggirkan,” ujar Heri.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Adab Dulu, Baru Berilmu
“Menteri itu penentu keberhasilan program pembangunan. Kalau program yang dijalankan nggak maju – maju, yang ada malah maju mundur, buat apa dipertahankan. Yang ada menjadi beban kabinet,” jelas mas Bro.
“Terlebih menteri yang sering membuat masalah ya,” kata Yudi.
“Kehadiran pejabat itu - terlebih setingkat menteri di tengah masyarakat, harus menyelesaikan masalah, bukan menciptakan masalah. Mampu memberikan solusi, bukan sebatas mengumbar janji menuai kontroversi,” urai mas Bro.
“Lantas bagaimana dengan pejabat yang sibuk pencitraan?,”tanya Yudi.
“Memang ada yang begitu?,” ujar Heri balik bertanya.
“Ada atau tidak ada, saat ini bukan waktunya lagi pencitraan,tetapi aksi nyata mengatasi berbagai masalah yang dihadapi rakyat. Ini perlu gerak cepat, utamanya merespons kian beragam dan meningkatnya tuntutan rakyat,” mas Bro.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Kepentingan Nasional yang Utama
“Jangan sampai program prioritas yang menjadi kebutuhan rakyat, terlambat dieksekusi. Giliran cepat dieksekusi, keliru, salah sasaran. Ini kan bisa repot,” kata Heri.
“Satu tahun cukup sudah untuk mengevaluasi, mana yang baik dan benar, mana yang baik, tetapi kurang benar. Mana pula yang buruk dan tidak benar. Mana juga yang belum terlihat karya nyata memajukan bangsa,” urai Yudi.
“Tetapi reshuffle kabinet itu kan hak prerogatif presiden,” kata Heri.
“Itu tidak terbantahkan, tetapi diyakini presiden sangat memperhatikan suara rakyat demi perbaikan. Karenanya berbagai masukan dan usulan akan menjadi kajian dan bahan pertimbangan,” kata mas Bro.
“Sudah banyak contohnya, banyak kebijakan yang telah digulirkan oleh menterinya, akhirnya dibatalkan, setelah mendengar suara rakyat,” kata Heri.
“Karena rakyat yang merasakan langsung dampak dari kebijakan yang kurang tepat,” kata Yudi.
“Soal reshuffle, tidak reshuffle, kita tunggu saja, tentu yang terbaik bagi rakyat menjadi menu utama,” ujar mas Bro. (Joko Lestari).