Mobil Suzuki Truntung turut meramaikan Jambore Suzuki Club 2025. (Sumber: Poskota/Erwan Hartawan)

OTOMOTIF

Suzuki Truntung, Mobil Pikap Legendaris dengan Suara Mesin Nostalgia

Senin 20 Okt 2025, 14:40 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Di antara deretan mobil klasik yang hadir di Jambore Suzuki Club 2025, Sabtu, 18 Oktober 2025, Suzuki Carry ST20 atau yang akrab disapa Truntung cukup menarik perhatian.

Julukan Truntung bukan tanpa alasan berasal dari suara khas mesin 2-taknya yang terdengar seperti “truntung tung tung” membuat pendenar langsung bisa mengenalnya dari kejauhan.

Dalam perjalanannya, mobil Suzuki Carry ST20 pertama kali hadir pada era 1970-an sebagai bagian dari jajaran kei car asal Jepang.

Mobil ini mengusung mesin mungil 550cc 3 silinder 2-tak (LJ50) yang menghasilkan tenaga 33 PS dan torsi 52 Nm. Meski terlihat sederhana, performanya cukup tangguh untuk ukuran mobil niaga ringan kala itu.

Baca Juga: Suzuki Siap Luncurkan e-Vitara Awal 2026, Andalkan Kualitas dan Nilai Lebih

Ciri khas lain dari “Truntung” adalah sistem olinya yang masih dicampur dengan bensin, layaknya motor 2-tak. Mesin ini juga masih mengandalkan karburator, sistem pengapian platina, serta pendinginan cairan. Semua itu menambah pesona mekanis yang kini terasa langka di era kendaraan modern serba digital.

Selain suara mesinnya yang ikonik, Suzuki Truntung juga dikenal, karena ukuran bodinya yang kompak, sehingga favorit di jalan-jalan sempit perkotaan. Tak heran bila mobil ini dulu kerap diandalkan sebagai angkutan kota atau angkot di berbagai daerah.

Dari luar, mobil tersebut tampil dengan desain sederhana dan fungsional, khas mobil niaga era 70-an. Ciri yang paling mudah dikenali adalah lampu depan bulat yang menjadi ciri khas mobil Jepang lawas.

Di bagian depan, terdapat grille kotak berwarna hitam yang menyatu dengan rumah lampu, memberikan kesan minimalis namun tegas.

Baca Juga: Indomobil eMotor Gelar Kopdar Perdana Bersama 4 Komunitas Motor Listrik  

Lampu sein terletak di bawah bumper depan, mempertegas gaya utilitarian-nya. Bodinya yang mungil dan compact membuatnya mudah bermanuver di jalan sempit, sementara untuk beberapa varian, disematkan pintu geser di sisi samping agar akses kabin makin praktis.

Bagian belakangnya menampilkan lampu kombinasi rem dan sein yang terintegrasi secara sederhana, dengan area bak atau kabin belakang yang bisa diatur sesuai kebutuhan baik untuk angkutan barang maupun penumpang.

Masuk ke dalam kabin, suasana klasik langsung terasa. Dashboard-nya sangat sederhana, hanya menampilkan speedometer, indikator bensin, dan temperatur mesin tanpa embel-embel tambahan.

Untuk posisi duduk, Suzuki ST20 menggunakan jok model bench atau sofa yang menyatu antara pengemudi dan penumpang depan, khas mobil lawas. Tidak ada AC atau power steering, namun justru di situlah daya tariknya memberikan pengalaman berkendara klasik yang benar-benar murni.

Interiornya memang tidak dirancang untuk kenyamanan maksimal, tetapi lebih pada efisiensi ruang dan kemudahan perawatan. Bagi sebagian penggemar mobil klasik, kesederhanaan ini justru menjadi nilai plus yang tak tergantikan.

Seiring waktu, Carry ST20 “Truntung” menjadi barang buruan para penggemar mobil klasik. Desainnya yang sederhana namun fungsional, suara mesinnya yang unik, dan sejarah panjangnya di Indonesia menjadikannya simbol nostalgia otomotif era 1980-an.

Baca Juga: Ungguli Fronx, Innova Zenix Jadi Mobil Hybrid Terlaris September 2025

Mobil ini merupakan pengembangan dari Suzuki Carry ST10, sebelum akhirnya digantikan oleh Carry ST1000 pada 1984. Meski produksinya sudah lama berhenti, semangat dan pesona Truntung tetap hidup di hati para pecinta mobil lawas Tanah Air.

Tags:
Jambore Suzuki ClubSuzuki Carry ST20Suzuki Truntungmobil SuzukiSuzuki

Erwan Hartawan

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor