JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kelompok Cipayung Plus memberikan catatan kritis selama satu tahun berjalannya pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dalam Diskusi Catatan Kritis Kabinet Merah Putih dengan tema “Sipil Kuat Negara Berdaulat”, ada sejumlah poin yang dihasilkan.
Ketum Himpunan Mahasiswa Buddhis (Hikmabudhi), Candra Aditya menyampaikan agar pemerintah mempertegas kedudukan sipil di pos-pos jabatan strategis sebagai sumber kekuatan dari hasil semangat reformasi 1998 dan reformasi.
Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh hanya bertendensi kepada salah satu institusi.
"Namun, perlu reformasi berkeadilan untuk seluruh institusi yang ada seperti reformasi birokrasi dan DPR," kata dia dikutip Senin, 20 Oktober 2025.
Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Riyan Betra Delza menambahkan dinamika kebangsaan yang terjadi baru-baru ini yaitu kerusuhan 25 Agustus 2025 sampai awal September 2025 menjadi alarm penting bagi sektor keamanan Indonesia.
Baca Juga: BEM SI Gelar Aksi di Patung Kuda, Bawa 17 Tuntutan di Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
Dia pun mendorong Polri menjadi institusi terdepan dalam menguatkan sektor keamanan. Selain itu, dia berharap adanya regenerasi dalam tubuh DPR.
"Pemerintah perlu memperkuat Polri sebagai institusi utama untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Riyan.
Di sisi lain, dia berharap ada pembatasan masa jabatan bagi anggota DPR RI untuk memberi kesempatan terutama bagi anak muda yang potensial dan kredibel menjadi wakil rakyat.
Lebih lanjut, Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Muhammad Asrul mengatakan upaya memperkuat kedaulatan negara penting bagi seluruh elemen masyarakat terutama warga sipil.
Hal ini agar warga sipil bisa berperan aktif dan memperkokoh kemampuan diri dalam berbagai aspek kehidupan.
Menurutnya, kedaulatan sebuah negara tidak hanya bergantung pada kekuatan militer semata, namun juga pada kekuatan sipil yang tangguh dari aspek sosial, ekonomi, budaya, hingga politik.
“Dengan masyarakat sipil yang aktif, kritis, dan mandiri, negara dapat menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam maupun luar negeri secara lebih efektif,” jelas Asrul.