POSKOTA.CO.ID - Harga emas perhiasan di pasar domestik hari ini cenderung stagnan dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Meski demikian, analis memperkirakan harga emas global masih berpotensi melanjutkan tren kenaikan pada pekan mendatang, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).
Harga Emas di Dalam Negeri: Stabil di Atas Rp2 Juta per Gram
Berdasarkan data dari Rajaemas, harga emas perhiasan 24 karat pada Senin (20/10/2025) tercatat di Rp2.215.000 per gram, sedangkan kadar 5 karat dijual Rp395.000 per gram. Sementara itu, di Lakuemas, harga emas kadar 24K (99%) berada di level Rp2.058.000 per gram.
Berikut daftar lengkap harga emas perhiasan di Rajaemas per 20 Oktober 2025:

"Harga dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar global dan nilai tukar rupiah.
Secara umum, harga emas perhiasan di dalam negeri masih stabil di atas Rp2 juta per gram, menandakan permintaan yang cukup kuat di pasar ritel, terutama menjelang musim liburan dan akhir tahun.
Harga Emas Dunia: Sentimen Bullish Masih Dominan
Di pasar global, harga emas dunia pada perdagangan terakhir ditutup melemah 1,73% ke level US$4.251,82 per troy ounce.
Namun, secara mingguan, emas masih naik 5,77%, dan secara tahunan (year to date), logam mulia ini telah menguat 62,01% — menandakan tren bullish yang masih kuat.
Rekor all-time high (ATH) harga emas dunia saat ini berada di level US$4.379,60 per troy ounce.
Menurut Andy Nugraha, analis dari Dupoin Futures Indonesia, tren teknikal emas menunjukkan bahwa tekanan beli masih sangat dominan.
“Selama tekanan beli bertahan, emas berpotensi menguji area US$4.750 per troy ounce dalam jangka menengah,” ujar Andy dalam riset yang dirilis Sabtu (18/10/2025).
Namun, ia juga menekankan adanya potensi koreksi harga dalam jangka pendek.
“Jika harga menembus level kunci di US$3.800, peluang penurunan menuju US$3.628 masih terbuka,” tambahnya.
Faktor Penggerak Utama: The Fed dan Dolar AS
Kenaikan harga emas global saat ini dipicu oleh dua faktor utama, yakni kebijakan moneter The Fed dan pergerakan dolar AS.
- Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Pasar global memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi AS.
Pemangkasan suku bunga menurunkan opportunity cost dalam memegang emas, karena logam mulia tidak memberikan bunga. Akibatnya, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset lindung nilai (safe haven). - Pelemahan Dolar AS
Dolar yang melemah biasanya membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sehingga permintaan meningkat di pasar internasional. - Ketegangan Geopolitik Global
Konflik di Timur Tengah, ketegangan hubungan dagang AS–China, serta kekhawatiran krisis energi global turut memperkuat posisi emas sebagai aset pelindung nilai dari risiko global.
Prospek Harga Emas ke Depan: Potensi Sentuh US$5.000
Sejumlah lembaga keuangan besar, termasuk HSBC dan Bank of America, memperkirakan harga emas dapat menembus level US$5.000 per troy ounce pada tahun 2026.
Prediksi tersebut mencerminkan optimisme terhadap prospek jangka panjang emas di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak geopolitik yang berkelanjutan.
Namun, analis mengingatkan bahwa volatilitas harga emas tetap tinggi, terutama jika data ekonomi AS menunjukkan penguatan signifikan atau The Fed kembali bersikap hawkish (cenderung menaikkan suku bunga).
“Emas masih menjadi aset favorit di tengah ketidakpastian global, tetapi disiplin dalam manajemen risiko tetap penting,” tutup Andy.
Baca Juga: Cocok Buat Kaum Rebahan! Ini 3 Cara Dapat Saldo DANA Gratis Rp100.000
Pandangan Investasi: Momentum Akhir Tahun
Menjelang kuartal akhir 2025, banyak investor ritel di Indonesia mulai kembali melirik emas sebagai instrumen lindung nilai.
Kondisi ekonomi global yang belum stabil, pelemahan dolar AS, serta tren penurunan suku bunga menjadikan emas pilihan investasi aman di tengah ketidakpastian.
Bagi investor pemula, ada dua pendekatan utama:
- Investasi emas perhiasan: cocok untuk kebutuhan jangka menengah sekaligus nilai estetika.
- Emas batangan atau digital: ideal untuk jangka panjang dengan volatilitas lebih rendah.
Dengan harga emas yang masih stabil di pasar domestik dan potensi kenaikan global, akhir tahun 2025 bisa menjadi waktu strategis untuk mulai akumulasi.
Harga emas perhiasan di Indonesia masih bertahan stabil di atas Rp2 juta per gram, sementara harga emas global menunjukkan tren kenaikan yang kuat.
Dengan dukungan faktor fundamental seperti potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan pelemahan dolar AS, prospek emas di sisa tahun 2025 hingga 2026 terlihat menjanjikan.
Meski demikian, investor tetap disarankan untuk berhati-hati terhadap fluktuasi harga jangka pendek dan terus mengikuti perkembangan ekonomi global.