JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Satu tahun pertama kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menjadi era peletakan fondasi fundamental bagi masa depan Indonesia, di mana visi besar tentang kedaulatan dan kemandirian nasional telah diterjemahkan menjadi aksi-aksi nyata berskala masif.
Di sektor energi, sektor kelistrikan telah dipilih sebagai ujung tombak utama untuk mewujudkan transformasi ini. Komitmen tersebut dibangun di atas tiga pilar utama: aksi nyata berskala masif, akselerasi transisi energi bersih, dan pemanfaatan energi untuk kesejahteraan rakyat.
Ini bukan lagi sekadar janji, melainkan bukti kerja nyata yang dampaknya akan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Puncak pembuktian komitmen ini adalah peresmian serentak 37 Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor ketenagalistrikan, sebuah langkah monumental yang menjadi game-changer bagi ketahanan energi nasional.
Baca Juga: Prabowo Tegaskan TNI Wajib Jaga Kekayaan Alam dari Ekploitasi Asing
Dengan total kapasitas mencapai 3,2 Gigawatt (GW), proyek raksasa ini merupakan lompatan kuantum yang setara dengan kekuatan untuk menerangi jutaan rumah baru, memberi tenaga bagi ribuan industri, dan menjadi daya ungkit bagi perekonomian daerah.
Langkah ini secara tegas menunjukkan bahwa fokus utama adalah mengeksekusi proyek-proyek strategis untuk secara cepat meningkatkan kapasitas dan keandalan listrik nasional, menggunakan bauran energi andal seperti tenaga air, panas bumi, dan gas. Langkah strategis ini pun mendapat sorotan dari para ahli.
"Apa yang membedakan periode ini adalah kecepatan eksekusi dan skala proyek yang dijalankan serentak," kata pengamat kebijakan energi, Dr. Ridwan Arifin.
"Peresmian 37 proyek strategis bukan hanya tentang menambah Gigawatt, tapi ini adalah sinyal kuat kepada pasar dan investor bahwa pemerintah serius dalam menjamin keamanan pasokan energi jangka panjang. Ini adalah langkah fundamental sebelum kita bisa bicara lebih jauh tentang transisi ke energi hijau secara masif," ujar Ridwan Arifin.
Sejalan dengan penguatan fondasi tersebut, kepemimpinan Presiden Prabowo juga mendorong akselerasi transisi menuju energi bersih. Percepatan pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Panas Bumi (Geothermal) menjadi prioritas untuk mengurangi ketergantungan pada fosil dan menjadikan Indonesia sebagai pemimpin energi hijau di masa depan.