POSKOTA.CO.ID - Meta Inc., perusahaan induk WhatsApp, baru-baru ini mengumumkan akan menerapkan kebijakan baru yang membatasi jumlah pesan yang dapat dikirim oleh pengguna maupun akun bisnis kepada kontak yang belum merespons pesan tersebut.
Kebijakan ini diambil sebagai upaya menekan penyebaran spam di platform yang kini banyak dikeluhkan akibat pesan dari nomor tak dikenal.
Laporan dari TechCrunch menyebut bahwa semua pesan yang dikirim ke kontak yang belum membalas akan dihitung dalam kuota bulanan.
Perubahan ini penting karena mengembalikan fungsi komunikasi dari WhatsApp ke arah yang lebih personal dan lebih terkelola, sekaligus menjaga agar pengguna tidak merasa terganggu oleh pesan-massal yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Kejagung Kembali Sita Rumah Mewah Buronan Riza Chalid di Kebayoran Baru
Transformasi fungsi WhatsApp – dari komunikasi pribadi ke platform bisnis
Awalnya, WhatsApp dirancang sebagai platform komunikasi personal menghubungkan pengguna dengan teman, keluarga, dan rekan dekat.
Namun seiring waktu, fungsi WhatsApp berkembang: hadirnya fitur grup, komunitas, serta kanal bisnis membuat aplikasi ini juga dipakai untuk aktivitas komersial. Laporan TechCrunch menjelaskan bahwa transformasi tersebut membawa tantangan baru: pengguna mulai menerima lebih banyak pesan yang kerap sulit diikuti, terutama dari akun bisnis yang masuk tanpa diminta.
Situasi ini menciptakan dua tantangan utama: (1) bagi pengguna, meningkatnya gangguan dari pesan yang tidak relevan; (2) bagi platform, meningkatnya risiko spam dan penyalahgunaan pesan massal.
Dengan demikian, kebijakan pembatasan ini muncul sebagai bagian dari strategi Meta/WhatsApp untuk menjaga pengalaman pengguna sekaligus mendukung aktivitas bisnis yang sah.
Detil kebijakan pembatasan pesan tak terbalas
Kebijakan yang diumumkan menyebut bahwa setiap pesan yang dikirim ke penerima yang belum merespons akan dihitung dalam kuota bulanan. Contohnya, jika seseorang mengirim tiga pesan ke nomor baru tanpa mendapat tanggapan, ketiga pesan tersebut akan masuk hitungan kuota. Pesan hanya tidak dihitung apabila diterima balasan dari penerima.
Beberapa hal penting terkait kebijakan:
- Batas pengiriman pesan belum diumumkan secara publik karena masih dalam uji coba dengan berbagai skenario.
- Ketika pengguna atau akun bisnis mendekati batas, sistem akan menampilkan peringatan (pop-up) agar mereka tahu sisa kuotanya.
- Uji coba akan dilakukan di sejumlah negara dalam beberapa minggu ke depan.
- Meta menegaskan bahwa pengguna biasa kemungkinan besar tidak akan terkena dampak signifikan karena fokus pembatasan ditujukan pada akun yang mengirim pesan secara massal/spam.
Dengan demikian, kebijakan ini berbasis “jumlah pesan tanpa tanggapan” sebagai metrik utama untuk menandai potensi spam atau pesan yang tidak diinginkan.
4. Mekanisme pembatasan dan bagaimana pengguna dapat menghadapi
Dari penjelasan resmi dan pelaporan pihak media, mekanisme kebijakan dapat dirangkum sebagai berikut:
- Pengiriman ke kontak belum merespons = dihitung dalam kuota bulanan.
- Penerimaan balasan oleh penerima berarti pesan-pesan sebelumnya tidak lagi dihitung dalam kuota yang sama.
- Sebelum mencapai batas, pengguna akan menerima peringatan agar dapat berhenti atau mencari balasan.
- Setelah batas tercapai, pengguna atau akun bisnis mungkin dibatasi dalam mengirim pesan baru ke kontak yang belum merespons.
Tips bagi pengguna dan bisnis:
- Pastikan Anda hanya mengirim pesan kepada kontak yang telah memberikan persetujuan (opt-in) atau mengenal Anda secara baik.
- Fokus pada pesan yang mendorong interaksi atau tanggapan, karena balasan memungkinkan Anda “menghapus” pesan dari hitungan kuota.
- Hindari pengiriman pesan massal ke nomor baru tanpa harapan respons; ini bisa dianggap spam dan mempercepat tercapainya batas.
- Pantau peringatan yang muncul agar bisa berhenti tepat waktu sebelum pengiriman dibatasi.
- Untuk akun bisnis: pastikan pesan dikustomisasi, relevan, dan sesuai kebijakan platform sehingga tidak memicu pembatasan kualitas.
Dengan memahami mekanisme ini, pengguna dan bisnis dapat menyesuaikan strategi pengiriman pesan agar tetap aman dan efektif.
Dampak terhadap pengguna biasa dan akun bisnis
Pengguna biasa: Meta dan WhatsApp menyebut bahwa rata-rata pengguna harian tidak akan terkena dampak besar dari kebijakan ini karena mereka jarang mengirim pesan ke kontak yang belum dikenal atau tanpa balasan. Artinya, pengalaman komunikasi pribadi di WhatsApp seharusnya tetap berjalan seperti biasa.
Akun bisnis dan pengirim pesan massal: Di sinilah dampaknya paling terasa. Bisnis yang mengandalkan pengiriman pesan ke banyak kontak baru tanpa mendapat tanggapan akan merasa tekanan. Kebijakan ini mendorong bisnis untuk meningkatkan kualitas interaksi — bukan hanya kuantitas pengiriman pesan. Laporan AndroidHeadlines menyebut bahwa kebijakan ini memaksa bisnis untuk “mencapai tanggapan” dari penerima karena tanpa balasan, pesan mereka dihitung dalam batas kuota.
Dampak yang lebih spesifik:
- Bisnis perlu mengevaluasi strategi komunikasi agar tidak terus-menerus mengirim pesan yang diabaikan.
- Metrik “rasio balasan” (reply rate) menjadi lebih penting daripada sekadar jumlah pesan.
- Bisnis yang tidak menyesuaikan akan terbatas dalam kapasitas pengiriman pesan ke kontak baru dalam satu bulan.
Hubungan dengan regulasi dan tren anti-spam digital
Kebijakan ini sejajar dengan tren regulasi global yang semakin memperketat pengawasan terhadap platform pesan instan. Banyak negara kini menuntut agar platform-platform seperti WhatsApp memiliki mekanisme untuk melindungi pengguna dari spam, penyalahgunaan, serta gangguan privasi.
Contoh relevan yang disebut dalam laporan:
- Di Indonesia, wacana pembatasan panggilan di WhatsApp pernah muncul melalui diskusi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
- Di Rusia, bahkan sempat muncul rencana untuk melarang WhatsApp dan menggantikannya dengan aplikasi lokal.
Konteks ini menunjukkan bahwa platform global seperti WhatsApp harus merespon tuntutan regulasi sekaligus menjaga pengalaman pengguna.
Kebijakan pembatasan pesan ini bukanlah yang pertama. WhatsApp sebelumnya juga sudah menerapkan batasan jumlah pesan siaran (broadcast) yang dapat dikirim oleh akun pengguna maupun bisnis. Oleh karena itu, kebijakan terbaru ini merupakan evolusi dari rangkaian tindakan anti-spam yang lebih menyeluruh.
Baca Juga: Cara Ganti Nomor WhatsApp dengan Mudah dan Cepat
Dengan menerapkan pembatasan pengiriman pesan ke kontak yang belum merespons, WhatsApp bertujuan menciptakan lingkungan komunikasi yang lebih aman, nyaman, dan bebas dari gangguan pesan massal yang tidak relevan. Langkah ini juga menandakan bahwa platform menempatkan kualitas interaksi sebagai prioritas.
Yang perlu diantisipasi ke depan:
- Perubahan lebih lanjut terkait angka batas pengiriman serta wilayah uji coba (negara) publikasi.
- Bisnis yang bergantung pada pesan massal perlu segera menyesuaikan strategi; misalnya dengan meningkatkan opt-in (persetujuan pengguna), personalisasi pesan, serta fokus pada engagement.
- Pengguna biasa mungkin akan merasakan kotak masuk yang lebih bersih, dengan lebih sedikit pesan dari nomor tak dikenal atau tanpa kontekstual relevan.
- Kebijakan ini bisa menjadi preseden untuk platform pesan instan lainnya yang menghadapi tantangan spam — sehingga dapat terbentuk standar industri baru.
Sebagai rangkuman, kebijakan baru ini memperkuat prinsip bahwa komunikasi digital yang baik adalah dua arah: “pesan dikirim” dan “pesan diterima atau dibalas”. Bila hanya mengandalkan pengiriman satu arah tanpa tanggapan, maka kemungkinan besar pesan tersebut dianggap kurang relevan atau bahkan spam. Dengan demikian, pengguna maupun bisnis didorong untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.