Angka Stunting di Jakarta Turun Jadi 17,2 Persen, Pemprov DKI Fokus Intervensi di Wilayah Rawan

Minggu 19 Okt 2025, 21:11 WIB
ILUSTRASI: Sejumlah anak bermain di Tebet Eco Park, Jakarta, Minggu, 19 Oktober 2025. Dinkes Jakarta mencatat prevalensi stunting di ibu kota mencapai 17,2 persen. (Sumber: POSKOTA | Foto: Bilal Nugraha Ginanjar)

ILUSTRASI: Sejumlah anak bermain di Tebet Eco Park, Jakarta, Minggu, 19 Oktober 2025. Dinkes Jakarta mencatat prevalensi stunting di ibu kota mencapai 17,2 persen. (Sumber: POSKOTA | Foto: Bilal Nugraha Ginanjar)

3. Sistem rujukan, penegakan diagnosis, dan tata laksana oleh dokter spesialis anak di RSUD.

4. Intervensi dengan pemberian PKMK (Paket Konseling Makanan Kesehatan) di RSUD untuk anak-anak yang terdiagnosis stunting.

5. Pemantauan pertumbuhan anak secara berkala.

6. Integrasi layanan luar gedung RSUD, di mana dokter spesialis anak melakukan layanan di puskesmas.

7. Kolaborasi dengan CSR, seperti PAM Jaya, TransJakarta, dan United Tractors, dalam pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi balita bermasalah gizi.

8. Pemberian PMT pemulihan bagi balita dengan weight faltering, underweight, gizi kurang, serta tata laksana balita gizi buruk.

9. Pemberian PMT kepada ibu hamil dengan kondisi KEK (Kekurangan Energi Kronis).

10. Edukasi pemberian ASI eksklusif dan MPASI pada kelas ibu dan balita.

11. Kegiatan pemberian vitamin A.

12. Pemberian imunisasi dasar lengkap dan lanjutan.

13. Edukasi keluarga dan konseling pola asuh balita, meliputi pola makan dan pola tidur, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dan kader kesehatan.

14. Kegiatan edukasi berupa demonstrasi pengolahan menu makanan balita.


Berita Terkait


News Update