PALMERAH, POSKOTA.CO.ID - Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama menjelaskan, kaitannya peralihan musim hujan ke panas dengan masalah pernapasan.
"Banyak penyakit pernapasan (influenza, virus pernapasan) memang memperlihatkan pola musiman, yaitu meningkat di musim dingin atau musim hujan/agam kondisi lembap di daerah tropis," kata Ngabila lewat pesan singkat, Senin, 13 Oktober 2025.
Ngabila menyampaikan, perubahan suhu dan kelembapan bisa drastis saat peralihan musim, misalkan dingin saat malam dan panas saat siang, sehingga menimbulkan kelembapan fluktuatif.
"Ini bisa membuat virus bertahan lebih lama di udara atau permukaan, memfasilitasi penyebaran," ujarnya.
Baca Juga: 55 Ribu Pohon Dipangkas Jelang Musim Hujan, Terbanyak di Jakarta Timur
Sementara itu, virus betah dalam tubuh manusia saat kelembapan fluktuatif. Akibatnya, sistem imun menjadi lemah.
"Ini bisa menciptakan kondisi yang lebih 'menguntungkan' bagi virus pernapasan untuk bertahan atau menyebar," ucapnya.
Ia menegaskan, sistem kekebalan masyarakat secara kolektif juga berkurang sejak Pandemi Covid-19. Saat masa pandemi, masyarakat diwajibkan menjaga protokol kesehatan secara ketat, sehingga imun tidak terlatih melawan virus-virus ringan.
"Karena pandemi COVID-19, banyak orang lebih sering memakai masker, menjaga jarak, mengurangi pertemuan sosial - Ini mengurangi paparan virus pernapasan biasa dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya, sistem imun kurang berlatih melawan virus-virus ringan, sehingga ketika virus-virus itu kembali beredar, tubuh mungkin lambat merespons," tutur dia.
Baca Juga: Antisipasi Musim Hujan, Pemprov DKI Pangkas 55 Ribu Pohon di Jakarta
Cara ampuh terhindar dari serangan penyakit, yaitu dengan menerapkan pola hidup bersih. Pada musim yang tidak menentu seperti sekarang, masyarakat perlu waspada.