TAMBORA, POSKOTA.CO.ID - Warga RW 03 Gang Venus, Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, bertahun-tahun hidup dengan sinar matahari yang minim karena padatnya permukiman di sana.
Kondisi ini jelas mengkhawatirkan dari sisi kesehatan warga. Sebab, cahaya matahari sangat diperlukan bagi seseorang agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari penyakit.
Nari, 58 tahun, warga RT 01 RW 03 Kelurahan Gang Venus, mengungkapkan, meski tinggal di permukiman padat, namun tetap memperhatikan kesehatan.
"Kalau untuk kesehatan pasti mikirin. Kalau mau kena sinar matahari biasanya keluar, cari yang ada sinar matahari buat berjemur," kata Nari kepada Poskota di lokasi, Kamis, 9 Oktober 2025.
Nari mengatakan, warga sekitar juga memperhatikan kebersihan lingkungan. Meskipun ia tidak menampik jika lingkungannya itu memang padat penduduk karena salah satunya rumah yang berdiri secara berhimpitan satu sama lain.
Baca Juga: Warga Gang Venus Jakbar Diedukasi Kesehatan hingga Bahaya Kebakaran

"Rumahnya banyak yang banyak yang dikontrakin, di lantai dua biasanya dijadiin kos-kosan, jadinya pada bangun terus jadi ketutup, mataharinya jadi kehalang," ucap dia.
Namun ibu rumah tangga ini menyampaikan bahwa tinggal di permukiman padat tidak seburuk apa yang dipikirkan. Justru ia menilai di sini warga jadi lebih kompak.
"Di sini jadi ramai kan, enggak pernah, jadi kalau ada apa-apa, misalnya kayak kejadian kebakaran, itu pasti warganya kompak," kata dia.
Gantian Berjemur Pakaian
Persis di depan rumah Nari, terdapat pancaran sinar matahari. Itu merupakan salah satu gang di sana yang kedapatan paparan sinar matahari.
Karena itu, depan rumahnya dijadikan sebagai tempat untuk menjemur pakaian. Pakaian yang dijemur bukan hanya milik Nari saja, melainkan warga lain yang juga mau menjemur pakaian.
"Kalau mau jemur kadang gantian, hari ini saya, besok ibu itu, ya kita sama-sama lah, yang penting diinget-inget masing-masing pakaiannnya," tuturnya.
Rodiyah, 42 tahun, bahkan harus keluarga gang untuk mencari sinar matahari saat anaknya masih bayi. Hal itu dilakukan karena di gang rumahnya tidak terkena paparan sinar matahari.
"Ya kita alternatifnya paling keluar gang, cari matahari, misalnya mau jemur bayi,” ucapnya.
Ibu rumah tangga ini sudah sejak lahir tinggal di permukiman ini. Ia menyebut, sekarang kondisinya lebih baik ketimbang beberapa tahun yang lalu, tepatnya sebelum tahun 2020 atau sebelum Pandemi Covid-19.
“Sekarang udah mendingan, kalau dulu lebih parah, sekarang mendingan karena banyak kebakaran,” ucap dia.
Sementara itu, Pemkot Jakarta Barat melalui perangkat wilayah menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada warga Gang Venus terkait pentingnya sinar matahari untuk kesehatan.

Camat Tambora, Holi P Susanto mengatakan, perangkat daerah juga gencar melakukan sosialiasi terkait kasus kebakaran yang marak terjadi. Hal ini mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan permukiman padat penduduk yang rawan kebakaran.
"Karena memang kawasannya padat ya, banyak kontrakan, banyak pengontrak juga di sana. Jadi kami gencarkan sosialisasi dan edukasi," jelad Holi.
Baca Juga: Cerita Warga Gang Venus Jakbar: Cari Sinar Matahari Harus Keluar
Holi memastikan perangkat daerah melakukan pemantauan terhadap warga khususnya yang tinggal di permukiman padat penduduk.
"Apalagi di kawasan Tambora bukan hanya di Gang Venus saja, tapi kawasan Tambora lain yang berada di permukiman padat, itu kami gencarkan sosialisasi dan edukasi kepada warga," jelas Holi.
Terpisah, Lurah Jembatan Besi, Arie Budiman menerangkan bahwa, berdasarkan data yang ia pegang, ada sebanyak 3 RT dari 15 RT di RW 03 yang memang minim cahaya matahari. Ketiga RT tersebut yakni RT 01, RT 02, dan RT 13.
"Sekarang bangunannya udah permanen semua," jelas Arie.
Arie menyampaikan bahwa bangunan permanen tersebut mulai dibuat pasca kejadian kebakaran tahun 2020 lalu di lokasi tersebut. Pasca kebakaran, rumah semi permanen mulai hilang dan dibuat permanen.
"Jadi sekarang sudah mulai ada sinar matahari, karena kejadian kebakaran tahun 2020 banyak (rumah) yang sudah permanen," kata dia.