POSKOTA.CO.ID - Dua perempuan muda berinisial SA (21) dan ZA (22) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melaporkan diri sebagai korban pencabulan yang diduga dilakukan ole kiai bernama Masturo Rohili alias MR (52).
Dari keterangan yang beredar, ZA diketahui merupakan anak angkat Masturo, sementara SA adalah keponakan pelaku.
SA bahkan mengaku telah mengalami tindak pelecehan sejak duduk di bangku kelas 6 SD.
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube milik dr. Richard Lee, SA secara terbuka menceritakan kronologi panjang bagaimana dirinya dilecehkan hingga dicabuli oleh sang kiai.
"Pertama kali aku disuruh kayak berhubungan intim, dipeluk, dicium, segalam macam. (Mulai dilecehkan hingga dicabuli) kelas 6 SD," ujar dia seperti dikutip dari siniar atau podcast di kanal YouTube Dr Richard Le.
SA menuturkan, tindak pelecehan pertama kali terjadi ketika Masturo menawarkan diri untuk mengantarnya berangkat sekolah.
Namun, di perjalanan, pelaku justru melakukan tindakan tidak pantas dengan dalih sakit pada bagian tubuhnya.
Kejadian serupa berulang kali dialami SA, baik saat berada di rumah maupun ketika diajak keluar oleh pelaku dengan berbagai modus.
Tak hanya SA, korban lain yakni ZA juga mengaku kerap dilecehkan sejak masih duduk di bangku kelas 2 SMP.
Ia menceritakan, Masturo bahkan meminta dirinya mengirimkan rekaman video saat mandi dengan imbalan sejumlah uang.
Kedekatan korban dengan pelaku yang selama ini dipandang sebagai sosok ayah justru membuat keduanya terjebak dalam situasi yang memprihatinkan.
Lantas, siapakah sosok Kyai Masturo Rohili yang terseret kasus pelencehan?
Baca Juga: Apa Arti DFK yang Viral di Media Sosial? Ternyata Ini Penjelasan Sebenarnya
Siapa Kyai Masturo Rohili?
Masturo Rohili merupakan sosok pemuka agama yang cukup dikenal di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Selama bertahun-tahun, namanya lekat dengan aktivitas dakwah dan kegiatan keagamaan di wilayah tersebut.
Ia kerap tampil di berbagai forum ceramah, baik skala lokal maupun regional, sehingga reputasinya sebagai ulama semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Konsistensi Masturo dalam menyampaikan ajaran agama membuatnya dihormati oleh banyak kalangan.
Tidak sedikit masyarakat yang menjadikan ceramah-ceramahnya sebagai rujukan dalam memperdalam pemahaman keislaman.
Kehadirannya dalam berbagai kegiatan keagamaan juga dianggap memberikan kontribusi nyata dalam membina umat, terutama di lingkup masyarakat Bekasi.
Baca Juga: Viral Nadya Almira Diduga Terlibat Tabrak Lari, Begini Pengakuan Adik Korban
Selain dikenal sebagai pendakwah, Masturo juga mendirikan Yayasan Al Hidayah Arrohiliyah Bekasi (YAHIB) yang berlokasi di Jalan Raya Madrasah Rawa Kalong, Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Yayasan ini menaungi sejumlah kegiatan pendidikan dan sosial, termasuk TK Roudlatul Athfal YAHIB serta pengelolaan panti asuhan.
Dalam operasional yayasan, keluarganya turut aktif mengambil peran.
Beberapa anggota keluarga tercatat menjabat sebagai kepala unit pendidikan maupun pengurus lembaga sosial yang berada di bawah naungan yayasan tersebut.
Hal ini menjadikan YAHIB tidak hanya sebagai pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga wadah pembinaan generasi muda di lingkungan sekitarnya.
Kiprah Masturo sendiri tidak berhenti di ranah dakwah dan pendidikan.
Dia juga aktif dalam kegiatan bimbingan ibadah umrah. Beberapa kali, ia dipercaya sebagai tour leader oleh sejumlah biro perjalanan, mendampingi jamaah untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci.