Seperti Amir, Mursida berharap agar Pemprov Jakarta dapat menggiring para bus wisatawan untuk parkir di kawasan lokbin Intan tersebut.
"Ya harapannya sih bus pengunjungnya tuh harus ke sini. karena kan kalau misalnya bus di tempat lain, kita nggak bisa dapat apa-apa," kata Mursida.
Namun, kesepian bukan satu-satunya masalah. Lokbin yang terbengkalai justru jadi tempat tidur gelandangan dan pengamen di malam hari.
Mursida bahkan pernah kehilangan satu karung dagangan tasnya akibat dicuri oleh kawanan PPPKS tersebut.
“Makanya saya sekarang kios ditutup pakai triplek. Khawatir kalau ada yang ambil. Kita pedagang di sini memang waswas, tapi mau gimana lagi, tetap bertahan,” tuturnya.
Kini, Lokbin Intan hanya menyisakan cerita tentang geliat ekonomi rakyat yang terhenti di tengah hiruk pikuk Kota Tua.
Para pedagang kecil bertahan dengan harapan suatu saat, kehidupan bisa kembali ramai di tempat yang kini sunyi itu. (cr-4)