POSKOTA.CO.ID - Jakarta dikenal sebagai kota yang tidak pernah tidur. Di balik gemerlap lampu kota, jutaan warganya harus menghadapi tekanan yang datang dari berbagai sisi kemacetan lalu lintas, biaya hidup yang tinggi, tuntutan pekerjaan, hingga persoalan pribadi. Semua itu dapat berkontribusi pada meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental.
Sayangnya, stigma sosial dan keterbatasan akses sering membuat banyak orang enggan atau sulit mencari pertolongan.
Inilah yang melatarbelakangi hadirnya JakCare, sebuah layanan digital inovatif yang resmi diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan.
Apa Itu JakCare?
JakCare adalah layanan kesehatan mental berbasis digital yang memungkinkan masyarakat mengakses konsultasi psikologis secara gratis, aman, dan tersedia 24 jam penuh. Dengan hanya menghubungi hotline 0-800-1500-119 atau melalui aplikasi JAKI, warga dapat terhubung dengan psikolog klinis berlisensi.
Layanan ini dilengkapi dengan JakCare Skrinning (JCS), instrumen inovatif yang memetakan kondisi mental pengguna ke dalam empat kategori warna, mulai dari hijau hingga merah, untuk menentukan tingkat urgensi.
Tagline yang diusung, “Teman Bicaramu, Ruang Aman Jiwamu”, mencerminkan tekad pemerintah menghadirkan ruang aman bagi masyarakat yang tengah berjuang dengan tekanan mental.
Sistem Skrining JakCare
Keunggulan utama JakCare terletak pada JakCare Skrinning (JCS) yang membagi kondisi mental menjadi empat tingkatan:
- Hijau (Sehat Mental)
- Digunakan untuk kondisi normal.
- Ditangani melalui psikoedukasi dan pemeriksaan jiwa berkala.
- Kuning (Risiko Sedang)
- Menunjukkan adanya tekanan psikologis yang perlu perhatian.
- Mendapat konsultasi dengan psikolog klinis maksimal 60 menit via telepon.
- Oranye (Risiko Tinggi Tidak Darurat)
- Butuh konsultasi lebih intensif.
- Jika tidak membaik, akan dirujuk ke pusat layanan krisis.
- Merah (Kondisi Gawat Darurat)
- Penanganan segera oleh layanan krisis psikiatri.
- Pengguna diarahkan ke fasilitas kesehatan dan unit terkait.
Infrastruktur Penunjang
Keberadaan layanan ini tidak berdiri sendiri. Pemprov DKI Jakarta juga memastikan ketersediaan tenaga profesional di lapangan:
- 32 dari 44 puskesmas sudah memiliki tenaga psikolog.
- 31 RSUD telah membuka layanan kesehatan jiwa.
- Kerja sama dengan berbagai unit pelayanan krisis memastikan kasus darurat ditangani cepat.
Dengan kombinasi sistem digital dan fasilitas kesehatan konvensional, JakCare diharapkan mampu menciptakan jaringan pendukung kesehatan mental yang komprehensif.
Dampak Nyata: Menyelamatkan Hidup
Efektivitas JakCare tidak hanya terlihat di atas kertas. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, melalui akun resmi X @DKIJakarta, mengungkapkan bahwa layanan ini berhasil menyelamatkan dua warga yang mengalami krisis mental.
Ini menjadi bukti bahwa akses mudah dan gratis terhadap psikolog klinis bisa membuat perbedaan signifikan, bahkan hingga menyelamatkan nyawa.
Mengatasi Stigma Kesehatan Mental
Salah satu hambatan terbesar dalam upaya meningkatkan kesehatan mental adalah stigma. Banyak orang masih menganggap masalah psikologis sebagai kelemahan pribadi, bukan kondisi medis yang perlu ditangani.
Dengan layanan gratis, rahasia, dan mudah diakses seperti JakCare, stigma ini perlahan dapat dikikis. Masyarakat tidak perlu takut dihakimi, karena layanan ini dirancang untuk memberikan ruang aman.
Teknologi sebagai Jembatan
Kehadiran aplikasi JAKI dan hotline 24 jam menunjukkan bagaimana teknologi bisa menjadi solusi untuk memperluas akses layanan kesehatan mental.
- Cepat: Hanya butuh telepon atau aplikasi.
- Aman: Data pengguna dijaga kerahasiaannya.
- Gratis: Semua biaya ditanggung pemerintah.
Model ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia dalam merancang layanan serupa.
Bagi sebagian warga Jakarta, hadirnya JakCare menjadi angin segar. Banyak yang mengaku kini merasa lebih tenang karena tahu ada tempat yang bisa mereka hubungi kapan saja saat merasa tertekan.
Baca Juga: Jakarta Running Festival 2025: Strategi Pemprov DKI untuk Perkuat Branding Kota dan Dukung UMKM
Tantangan dan Harapan
Meski JakCare telah menunjukkan hasil positif, masih ada tantangan yang perlu diatasi:
- Kapasitas psikolog terbatas: Dengan jutaan warga, beban kerja psikolog bisa sangat tinggi.
- Kesadaran masyarakat: Masih banyak warga yang belum tahu adanya layanan ini.
- Keberlanjutan anggaran: Pemerintah perlu memastikan pendanaan berkelanjutan.
Namun, dengan dukungan publik dan kolaborasi lintas sektor, JakCare berpotensi menjadi model nasional layanan kesehatan mental digital.
JakCare bukan hanya sekadar layanan digital, tetapi sebuah langkah nyata pemerintah dalam memastikan kesehatan mental warga Jakarta mendapat perhatian serius. Dengan hotline 24 jam, aplikasi JAKI, skrining berbasis warna, hingga dukungan psikolog di puskesmas dan RSUD, JakCare telah menjadi pionir layanan kesehatan jiwa modern di Indonesia.
Lebih dari itu, keberhasilan menyelamatkan nyawa warga menunjukkan bahwa layanan ini bukan hanya simbol, melainkan solusi nyata.
Ke depan, semoga inisiatif ini bisa diperluas ke seluruh Indonesia, agar setiap warga, di manapun berada, dapat merasakan bahwa mereka tidak pernah sendirian dalam menghadapi tekanan hidup.