POSKOTA.CO.ID - Nama Wahyudin Moridu tiba-tiba menjadi sorotan publik setelah sebuah video pendek yang menampilkan dirinya beredar luas di media sosial pada September 2025.
Video berdurasi 30–48 detik tersebut menampilkan Wahyudin berada di dalam sebuah mobil bersama seorang wanita. Dalam rekaman itu, ia secara terang-terangan menyebut perjalanan dinasnya ke Makassar dibiayai oleh “uang negara”.
Pernyataan tersebut menuai reaksi keras dari masyarakat. Kalimat yang dianggap tidak etis dan menyinggung kepercayaan publik itu membuat citra wakil rakyat tercoreng.
Sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), ucapannya menimbulkan kekecewaan mendalam karena dianggap melecehkan amanah rakyat.
Baca Juga: Lowongan Kerja BPJS Kesehatan 2025 Penempatan di Berbagai Daerah, Cek Syarat Dokumen yang Dibutuhkan
Isi Video yang Menjadi Kontroversi
Video yang viral itu direkam di sekitar Bandara Djalaluddin Tantu, Gorontalo. Dalam video, Wahyudin terlihat santai sambil bercanda bahwa perjalanannya menggunakan “uang negara”. Bahkan, ia sempat melontarkan istilah “hugel” atau hubungan gelap, yang semakin memperkeruh persepsi publik.
Tidak berhenti di situ, ia juga menegaskan bahwa masa jabatannya masih panjang, yakni hingga 2031. Identitasnya sebagai anggota DPRD pun ia sebutkan dengan jelas, seolah memperkuat posisi dan statusnya. Kamera yang merekam video juga sempat memperlihatkan suasana sekitar bandara, termasuk patung Nou Uti di depan pintu masuk.
Ungkapan tentang “merampok uang negara” dinilai menyalahi etika seorang pejabat publik. Tidak heran jika video ini segera memicu gelombang kritik.
Respons DPRD Gorontalo dan Badan Kehormatan
Kontroversi ini tidak hanya ramai di media sosial, tetapi juga mendapat perhatian serius dari lembaga legislatif. Ketua DPRD Gorontalo, Fikram AZ Salilama, segera memanggil Wahyudin untuk dimintai keterangan dalam rapat Badan Kehormatan (BK).
Dalam rapat yang digelar pada 19 September 2025, Wahyudin mengakui bahwa dirinya adalah sosok dalam video tersebut. Namun, ia berdalih tidak menyadari percakapannya direkam.
BK juga menyoroti keberadaan botol minuman keras yang terlihat di dalam mobil saat video itu direkam, menambah daftar pertanyaan mengenai etika dan moralitas seorang anggota dewan.