POSKOTA.CO.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa kembali disorot usai pernyataannya viral di media sosial.
Kali ini dia memberikan wejangan untuk anak-anak muda dan gen z, untuk bisa memperhitungkan dengan baik keuangan yang dimiliki.
Purbaya menegaskan bahwa generasi muda boleh saja membeli barang apapun, baik yang murah maupun mahal.
Namun yang terpenting adalah pengeluaran tersebut tidak melebihi kemampuan finansial masing-masing.
Baca Juga: Contoh Soal Tes Tulis PMO Kemenkop 2025, Latihan untuk Persiapan Seleksi Wilayah Jakarta
"Belanja enggak apa-apa, belanja mau yang mahal, mau yang murah, tapi sesuaikan dengan kantong Anda sendiri. Jangan ngutang," ujar Purbaya.
Tak hanya menyoroti gaya hidup konsumtif, Purbaya juga menekankan pentingnya literasi keuangan.
Menkeu baru itu juga menilai banyak anak muda tergoda berinvestasi hanya karena ikut tren atau terjebak FOMO.
Menurutnya kondisi ini sangat berisiko karena investasi tanpa pemahaman dapat berakhir pada kerugian.
Baca Juga: Ada Token Listrik Gratis Rp250 Ribu dari PLN September 2025? Cek Faktanya di Sini
"Kalau mau berinvestasi, pelajari dulu instrumennya. Jangan ikut-ikutan orang, jangan FOMO. Kalau tahu ilmunya, pasti berhasil," jelasnya.
Fenomena FOMO (fear of missing out) sendiri kerap muncul akibat paparan media sosial.
Melihat pencapaian atau gaya hidup orang lain sering memicu rasa cemas dan membuat seseorang terburu-buru mengambil keputusan finansial tanpa perhitungan matang.
Oleh karena itu, pesan Menkeu ini bisa menjadi pengingat bagi generasi muda yang akrab dengan tren gaya hidup instan dan akses mudah terhadap pinjaman online.
Baca Juga: Gegara Isu Copot Kepsek, Profil Arlan Wali Kota Prabumulih Disorot Netizen
Banyak kasus anak muda yang terjerat utang konsumtif karena tergoda membeli barang-barang mewah tanpa perhitungan.
Selain itu, meningkatnya minat investasi di kalangan anak muda juga perlu diimbangi dengan pemahaman yang tepat.
Dengan literasi keuangan yang baik, anak muda dapat mengelola uangnya secara bijak, berinvestasi dengan benar, dan menghindari jebakan kerugian akibat spekulasi buta.