JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi, Pemprov DKI Jakarta meluncurkan terobosan kebijakan uji coba pemberian satu lajur tol gratis di Gerbang Tol, GT Fatmawati 2.
Kebijakan ini merupakan strategi rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan parah yang melanda Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang diperparah oleh sejumlah proyek galian.
Kebijakan ini akan dijalankan mulai Senin, 15 September 2025, hingga Jumat, 19 September 2025, setiap hari pada pukul 17.00-20.00 WIB.
"Merujuk kepada data Dishub DKI Jakarta terkait dengan volume kendaraan yang tinggi pada jam sibuk atau peak hours tersebut," ucap Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, dalam keterangan tertulisnya pada Ahad, 14 Februari 2025.
Baca Juga: Cek Promo Tarif Rp1 Naik Transjakarta, MRT dan LRT pada 17-19 September 2025
Syafrin menjelaskan, "masyarakat yang ingin menuju Lebak Bulus dari Jalan Fatmawati dapat menggunakan tambahan lajur tol paling kiri Gerbang Tol Fatmawati 2 itu tanpa dipungut biaya." Ia menambahkan bahwa opsi ini hadir "selain menggunakan jalan eksisting."
Skema ini terbatas untuk kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua dan kendaraan besar beroda lebih dari empat, seperti truk, tidak diperbolehkan menggunakan lajur gratis ini.
Lajur yang digratiskan membentang dari GT Fatmawati 2, yang berlokasi di dekat Stasiun MRT Fatmawati Indomaret, hingga exit toll Lebak Bulus, dengan jarak sekitar 1,6 kilometer.
Kemacetan di kawasan TB Simatupang, yang membentang dari Lebak Bulus hingga Kampung Rambutan, telah menjadi perhatian serius.
Penyempitan jalan akibat proyek-proyek nasional dan daerah, seperti galian Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) sepanjang 7 kilometer di Cilandak dan proyek perpipaan Rumah Susun Tanjung Barat sepanjang 4 kilometer, dinilai sebagai pemicu utama.
Ditambah lagi, kawasan perkantoran dan komersil di sana menciptakan mobilitas karyawan yang sangat tinggi, terutama pada jam pulang kerja.
Baca Juga: Rumah di Ciampea Bogor Ambruk, Penghuni Selamat
Kolaborasi dengan Kementerian PU dan Skema Jangka Panjang
Uji coba ini tidak berjalan sendiri. Pemprov DKI telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Jika skema ini terbukti efektif mengurangi kepadatan, rencananya akan diperpanjang hingga akhir Oktober 2025, bertepatan dengan target penyelesaian proyek-proyek galian.
"Kalau dalam simulasi ini berhasil menurunkan kemacetan yang ada di Simatupang maupun di Fatmawati ini, maka saya sudah meminta kepada Dinas Perhubungan untuk bersama-sama dengan BPJT dilakukan sampai dengan akhir Oktober," ujar Pramono, seperti dikutip dalam rilis terpisah.
Selain pemberian lajur tol gratis, sejumlah rekayasa lalu lintas pendukung juga diterapkan. Pengalihan putar balik di Lebak Bulus dialihkan ke putar balik Ciputat Raya depan FedEx. Sementara, penutupan dilakukan di putar balik sebelum Simpang Fatmawati dan dialihkan ke Simpang Susun Antasari.
Baca Juga: Promo Tarif Transum Jakarta Rp1 Hadir Lagi, Berlaku Cuma 2 Hari Mulai Besok
Tidak Hanya Proyek, Operasional Bus Juga Jadi Sorotan
Penyebab kemacetan juga diduga berasal dari operasional transportasi umum. Pramono menyoroti praktik naik-turun penumpang Transjakarta yang dianggap memakan jalur.
"Saya juga sudah meminta kepada MRT dan Transjakarta, terutama untuk Transjakarta mereka untuk mempersiapkan supaya naik turun bus tidak lagi seperti yang tadi saya lihat, itu menutup dari dua jalur menjadi tinggal satu jalur. Itu menjadi salah satu penyebab kemacetan yang ada di TB Simatumpang ini," ungkapnya.
Kebijakan uji coba lajur tol gratis ini menjadi langkah darurat yang ditunggu-tunggu oleh pengguna jalan. Keberhasilannya tidak hanya diukur dari pengurangan kepadatan, tetapi juga menjadi acuan bagi pemerintah untuk merancang solusi transportasi yang lebih integratif dan berkelanjutan di ibu kota.