POSKOTA.CO.ID - Nama Mahfud MD diisukan masuk dalam bakal calon menteri dalam kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto.
Desas desusnya kini muncul di media sosial, dimana banyak yang menyebut bahwa Mahfud MD bisa menjabar sebagai Menko Polkam.
Selain itu, mantan menteri di kabinet era Presiden Jokowi itu pun disebut-sebut bisa saja menjadi jaksa agung yang baru.
Meski begitu, belum ada kejelasan tentang isu tersebut dan saat ini baru posisi Menteri Keuangan yang baru saja diganti, dari Sri Mulyani kini dijabat Purbaya Yudhi Sadewa.
Baca Juga: Profil Khalid Basalamah, Pendakwah Asal Makassar Namanya Terseret Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
Mahfud MD Pernah Ungkap Alasan Penggantian Sri Mulyani
Sebelumnya pascaberita reshuffle Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa, Mahfud MD sempat memberikan pandangannya.
Dalam sebuah video yang tayang di kanal YouTube Leon Hartono pada 10 September 2025, Mahfud menyampaikan bahwa pencopotan Sri Mulyani bukan semata keputusan sepihak Presiden Prabowo.
Menurutnya, Sri Mulyani sendiri sudah dua kali menyampaikan niat untuk mundur dari jabatan strategis tersebut.
"Saya mendengar beliau sampai dua kali meminta mengundurkan diri kepada Presiden Prabowo, tapi saat itu belum dikabulkan. Sampai akhirnya di-reshuffle, istilahnya diganti," ujar Mahfud.
Baca Juga: Bocoran Materi Tes Tulis Rekrutmen PMO Kemenkop 2025, Cek Soal yang Wajib Dipelajari!
Mahfud menekankan bahwa Sri Mulyani bukanlah figur sembarangan dalam dunia politik maupun ekonomi.
Menurutnya mantan Menteri Keuangan itu memiliki tiga syarat utama bagi pejabat negara, yakni profesionalisme, rekam jejak internasional, dan integritas.
Namun meski berprestasi, perjalanan Sri Mulyani juga diwarnai cobaan berat. Salah satunya adalah insiden penjarahan yang menimpa kediamannya.
Luka dari Insiden Penjarahan
Mahfud menyebut, Sri Mulyani sempat menyampaikan kekecewaannya terhadap aparat yang dianggap lalai menjaga keamanan.
"Beliau bilang, 'saya tidak apa-apa kalau orang menjarah karena butuh. Tapi beliau kecewa karena penjagaan aparat kurang'," ungkap Mahfud sambil menirukan perkataan Sri Mulyani.
Baca Juga: 211 Anggota DPR 2024-2029 Tak Tulis Pendidikan, Netizen: Tidak Sekolah?
Kekecewaan tersebut semakin dalam ketika dirinya dibandingkan dengan Sahroni, anggota DPR yang juga menjadi korban penjarahan.
"Beliau disamakan dengan Sahroni. Tapi disamakan dengan Sahroni itu tidak enak, beliau sampai menangis," tutur Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud juga menduga penjarahan rumah Sri Mulyani terjadi karena aparat menganggap dirinya bukan target utama.
"Mungkin karena beliau dianggap bersih, jadi tidak diprediksi akan jadi sasaran. Ternyata salah," katanya.
Selain membicarakan nasib Sri Mulyani, Mahfud juga memberikan prediksi terkait arah politik ke depan. Ia meyakini bahwa reshuffle kabinet tidak akan berhenti pada Agustus ini.
"Saya meyakini reshuffle akan berlanjut sekurang-kurangnya sekali lagi di bulan Oktober, bertepatan dengan satu tahun masa jabatan Presiden Prabowo. Sekarang kan baru 10 bulan," jelasnya.