Industri Komponen Otomotif Terpuruk, PHK Massal Mengintai

Senin 15 Sep 2025, 08:57 WIB
Industri komponen otomotif tertekan akibat serbuan mobil listrik impor. DPR desak pemerintah beri insentif agar PHK massal bisa dicegah. (Sumber: Subaru Auto)

Industri komponen otomotif tertekan akibat serbuan mobil listrik impor. DPR desak pemerintah beri insentif agar PHK massal bisa dicegah. (Sumber: Subaru Auto)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Industri komponen otomotif dalam negeri terancam kolaps. Masuknya mobil listrik impor utuh atau Completely Built Up (CBU) membuat pabrikan lokal tertekan. Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pun semakin nyata.

Tekanan kian berat akibat kondisi ekonomi nasional yang melemah. Penjualan kendaraan baru, baik mobil maupun motor, ikut menurun. Dampaknya langsung dirasakan industri kecil hingga menengah yang bergantung pada sektor ini.

DPR RI mendesak pemerintah segera turun tangan agar industri komponen otomotif tidak tumbang di tengah gempuran kendaraan listrik impor.

"UMKM punya peran besar dalam rantai pasok otomotif, dari komponen hingga layanan pendukung," tegas Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKB, Siti Mukaromah, dikutip dari laman resmi PKB, Minggu, 14 September 2025.

Baca Juga: IMOS 2025: GIVI Hadirkan Produk Terbaru dan Beragam Promo

Siti, yang akrab disapa Erma, menekankan pentingnya insentif bagi pelaku industri komponen lokal.

“Kalau UMKM kita diperkuat, otomatis industri otomotif juga ikut berkembang. Lapangan kerja terbuka, ekonomi rakyat bergerak,” jelasnya.

Ia menambahkan, sektor otomotif kini menghadapi tantangan besar, mulai dari transisi cepat ke kendaraan listrik, persaingan regional, hingga tuntutan emisi karbon yang makin ketat.

“Industri otomotif ini sektor strategis. Pemerintah harus hadir, bikin regulasi jangka panjang yang jelas dan berpihak pada produsen dalam negeri,” kata Erma.

Baca Juga: Daftar Mobil Listrik Impor Wajib Diproduksi di Indonesia Mulai 2026

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan sinyal bahaya. Tingkat utilisasi industri mobil anjlok dari 73 persen menjadi 55 persen.


Berita Terkait


News Update