POSKOTA.CO.ID - Banjir merupakan salah satu permasalahan klasik yang terus membayangi Jakarta. Sebagai kota besar yang sebagian wilayahnya berada di dataran rendah dan pesisir, ancaman genangan air akibat curah hujan tinggi, pasang laut, hingga penurunan muka tanah menjadi hal yang tak terhindarkan.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya memperkuat infrastruktur pengendali banjir. Salah satu solusi strategis yang kini tengah dikembangkan adalah sistem polder.
Teknologi ini tidak hanya berfungsi sebagai pengendali air, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam pemanfaatan ruang di kawasan rawan banjir.
Baca Juga: Ojol Bakal Dapat Fasilitas BPJS Ketenagakerjaan, Pemerintah Bayar 50 Persen Iuran
Apa Itu Sistem Polder?
Secara sederhana, sistem polder adalah infrastruktur pengendali air yang diterapkan pada daerah dataran rendah. Konsep ini awalnya populer di Belanda, negara yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut.
Sistem polder di Jakarta dirancang dengan beberapa komponen utama, yaitu:
- Saluran Drainase – berfungsi mengalirkan air hujan atau rembesan.
- Kolam Retensi/Waduk – tempat penampungan air sementara.
- Pompa Air – mengalirkan air keluar agar muka air tetap terkendali.
Dengan kombinasi tersebut, polder mampu menjaga area tertentu agar tetap kering dan bebas dari genangan, meskipun berada di bawah permukaan air laut atau sungai sekitarnya.
Cara Kerja Sistem Polder
Prinsip kerja sistem polder adalah mengisolasi kawasan tertentu dari risiko banjir, kemudian mengatur tinggi muka air secara mandiri.
- Air hujan yang turun ke kawasan tersebut dialirkan melalui saluran drainase menuju kolam retensi.
- Dari kolam, air dipompa ke luar kawasan menuju sungai atau laut.
- Proses ini membuat permukaan air di kawasan tersebut selalu terkendali dan tidak meluap.
Dengan mekanisme ini, sistem polder tidak hanya mengatasi banjir musiman akibat hujan deras, tetapi juga mampu meredam dampak pasang laut (rob) yang kerap terjadi di wilayah pesisir Jakarta.
Implementasi Sistem Polder di Jakarta
Hingga tahun 2024, Jakarta telah memiliki 52 sistem polder. Namun, data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menunjukkan bahwa 38 polder di antaranya tidak berfungsi optimal. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti keterbatasan pemeliharaan, kerusakan infrastruktur, hingga kapasitas pompa yang sudah usang.
Meski begitu, pembangunan baru tetap dilakukan. Beberapa proyek polder yang sedang dibangun antara lain:
- Polder/Pompa Sunter C
- Polder/Pompa Gaya Motor
- Polder/Pompa Kali Sepatan (KBN)
- Polder/Pompa IKPN
- Polder/Pompa RW 13 (Greenville)
Selain itu, hingga Maret 2024, terdapat 580 unit pompa stasioner di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile di lima wilayah administrasi Jakarta.
Manfaat Sistem Polder
Keberadaan polder memberikan berbagai manfaat nyata, baik untuk masyarakat maupun pemerintah daerah.
- Mitigasi Banjir
Sistem polder terbukti mampu mengurangi risiko genangan, terutama di kawasan padat penduduk dan pusat ekonomi. - Pemanfaatan Lahan Rendah
Dengan adanya polder, lahan yang sebelumnya rawan banjir dapat digunakan untuk permukiman, pertanian, hingga pembangunan infrastruktur publik. - Efisiensi Pengelolaan Air
Polder berfungsi sebagai sistem terintegrasi untuk mengatur air hujan, air tanah, hingga rembesan pasang laut. - Solusi Jangka Panjang
Jika dikelola dengan baik, polder bisa menjadi solusi permanen untuk mengurangi ketergantungan terhadap solusi darurat seperti tanggul sementara atau pompa mobile.
Tantangan Pengelolaan Sistem Polder
Walaupun potensinya besar, implementasi polder di Jakarta menghadapi berbagai hambatan, antara lain:
- Pemeliharaan – banyak pompa dan saluran yang rusak karena kurang perawatan.
- Pendanaan – pembangunan dan pengoperasian membutuhkan biaya tinggi, mencapai miliaran rupiah per proyek.
- Koordinasi Lintas Sektor – dibutuhkan sinergi antara pemerintah daerah, pusat, hingga masyarakat dalam pengelolaan air.
- Perubahan Iklim – curah hujan ekstrem dan kenaikan muka air laut menuntut peningkatan kapasitas polder secara berkelanjutan.
Baca Juga: Dinsos DKI Adakan Sosialisasi Muskel Terkait Pergantian Penerima Bansos PKD 2025 di 267 Kelurahan
Prospek Pengembangan ke Depan
Dalam jangka panjang, sistem polder diproyeksikan sebagai tulang punggung infrastruktur pengendalian banjir Jakarta. Dengan dukungan teknologi modern, pemeliharaan rutin, dan integrasi dengan sistem tata ruang, polder bisa menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Pemerintah juga diharapkan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga drainase dan lingkungan agar polder dapat berfungsi maksimal.
Sistem polder merupakan inovasi penting dalam upaya mitigasi banjir di Jakarta. Meski menghadapi tantangan dalam pengelolaan, teknologi ini terbukti efektif menjaga kawasan dataran rendah dari genangan air.
Dengan pengembangan berkelanjutan, pemeliharaan rutin, serta dukungan masyarakat, sistem polder bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir yang sudah lama menjadi masalah utama ibu kota.