POSKOTA.CO.ID - Investasi menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan aset dan mengamankan masa depan finansial.
Namun, bagi masyarakat muslim, memilih instrumen investasi tidak bisa sembarangan.
Tidak hanya untuk menjaga kepatuhan agama, investasi syariah juga bertujuan memberikan keamanan finansial dan keuntungan yang halal.
Bagi muslim milenial yang sedang mencari alternatif investasi, memahami jenis-jenis investasi syariah menjadi langkah awal yang penting.
Setiap jenis investasi memiliki mekanisme, risiko, dan potensi keuntungan yang berbeda.
Oleh karena itu, penting bagi calon investor untuk menyesuaikan pilihan investasi dengan profil risiko, tujuan finansial, dan kapasitas modal yang dimiliki.
Baca Juga: Jangan Salah Pilih! Ini Bedanya Investasi Emas Antam dan UBS
Apa Itu Investasi Syariah?
Dikutip dari kanal YouTube Ngomongin Uang, investasi syariah adalah instrumen keuangan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
Setiap akad maupun imbal hasil yang diterima wajib sesuai dengan syariat, bebas dari riba, gharar, dan praktik yang bertentangan dengan hukum Islam.
Di Indonesia, seluruh aturan investasi syariah mengacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Perbedaan mendasar investasi syariah dengan konvensional terletak pada sistem akad.
Akad dalam investasi syariah menekankan prinsip musyawarah (kerja sama), ijarah (sewa-menyewa), dan mudharabah (bagi hasil).
Jika prinsip ini terpenuhi, maka investasi dapat disebut halal serta bebas riba.
Baca Juga: 3 Cara dan Tips Cerdas Investasi Emas di 2025 agar Tidak Rugi
Jenis-jenis Investasi Syariah
Adapun beberapa jenis-jenis investasi syariah yang wajib diketahui muslim milenial agar terhindar dari riba.
1. Deposito Syariah
Deposito syariah ditawarkan oleh bank syariah dengan sistem bagi hasil, bukan bunga.
Dana nasabah hanya disalurkan ke usaha halal, sehingga bebas dari praktik terlarang seperti perjudian atau alkohol.
Kelebihannya adalah risiko rendah dan aman untuk pemula. Namun, keuntungan atau nisbah yang ditawarkan relatif kecil, rata-rata sekitar 4 persen per tahun.
2. Saham Syariah
Saham syariah merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang kegiatan usahanya sesuai prinsip Islam.
Daftar saham syariah dapat dicek di Bursa Efek Indonesia. Potensi keuntungannya besar, terutama jika harga saham naik signifikan.
Namun, risikonya juga tinggi karena harga bisa fluktuatif. Instrumen ini lebih cocok bagi investor berpengalaman atau yang siap belajar serius.
3. Obligasi Sukuk
Sukuk syariah adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai proyek halal, seperti infrastruktur dan properti.
Instrumen ini sangat aman karena dijamin negara. Imbal hasilnya pun lebih tinggi dibanding deposito.
Kekurangannya, sukuk hanya tersedia pada periode tertentu sehingga kurang fleksibel dibanding produk lain.
4. Reksadana Syariah
Reksadana syariah merupakan kumpulan berbagai instrumen, mulai dari deposito, saham syariah, hingga sukuk, yang dikelola manajer investasi profesional.
Keunggulannya, diversifikasi portofolio membuat risikonya lebih terkendali, imbal hasil stabil, dan mudah dicairkan kapan saja.
Meski demikian, banyaknya pilihan reksadana menuntut investor lebih teliti dalam memilih produk sesuai kebutuhan.
Bagi muslim milenial, investasi syariah bisa menjadi jalan aman untuk mengembangkan aset sekaligus menjaga prinsip agama.
Terpenting, pastikan setiap langkah investasi tetap berpijak pada prinsip syariat dan diawasi lembaga resmi agar terhindar dari riba.
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi secara personal.
Sebelum mengambil keputusan finansial, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan professional.