Ruang Terbuka Hijau Jakarta Tembus 2 Ribu Lokasi, Jadi Oase Asri di Tengah Hiruk Pikuk Kota

Kamis 04 Sep 2025, 14:30 WIB
Hutan Mangrove PIK, destinasi ekowisata yang menjaga keseimbangan ekosistem pesisir Jakarta. (Sumber: Pinterest/@Selika)

Hutan Mangrove PIK, destinasi ekowisata yang menjaga keseimbangan ekosistem pesisir Jakarta. (Sumber: Pinterest/@Selika)

Meski jumlah RTH Jakarta terbilang banyak, tantangan tetap ada. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan kebutuhan pembangunan membuat ruang hijau sering tergerus.

Isu utama yang dihadapi antara lain:

  • Alih fungsi lahan untuk pembangunan komersial.
  • Kurangnya kesadaran warga dalam menjaga kebersihan dan kelestarian taman.
  • Ancaman polusi udara dan air yang berdampak pada ekosistem.

Namun, di sisi lain, inisiatif komunitas dan pemerintah kota yang mulai aktif melakukan penghijauan, urban farming, hingga edukasi lingkungan memberi optimisme bahwa Jakarta bisa semakin hijau.

Baca Juga: Jadi Tersangka, Pasutri Penghasut Penjarahan Rumah Ahmad Sahroni Dijerat UU ITE

Upaya Pelestarian: Kolaborasi untuk Masa Depan

Mewujudkan Jakarta yang hijau bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga tanggung jawab bersama.

  • Peran Pemerintah: menjaga regulasi tata ruang, menambah jumlah RTH, serta menyediakan fasilitas publik ramah lingkungan.
  • Peran Masyarakat: ikut serta dalam menjaga kebersihan, menanam pohon, serta memanfaatkan taman secara bijak.
  • Peran Komunitas: menciptakan gerakan penghijauan dan kampanye kesadaran lingkungan.

Dengan sinergi ini, ruang hijau Jakarta tidak hanya bertambah secara kuantitas, tetapi juga meningkat dalam kualitas.

Menggali Potensi RTH Sebagai Destinasi Wisata Lokal

Tidak sedikit ruang hijau Jakarta yang juga menjadi destinasi wisata alternatif, seperti:

  • Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk yang menawarkan ekowisata unik.
  • Taman Suropati dan Taman Menteng yang kerap menjadi ruang seni dan budaya.
  • Ragunan Zoological Park dengan kombinasi konservasi dan rekreasi.

Dengan promosi yang tepat, RTH bisa menjadi destinasi wisata ramah lingkungan sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

Jakarta adalah kota yang tidak pernah tidur, tetapi ia tetap memiliki denyut alami yang terus berusaha bertahan. Ruang Terbuka Hijau menjadi jantung ekologi yang menyuplai oksigen, menjaga air, dan menghidupkan kembali jiwa warganya.

Kita perlu melihat RTH bukan hanya sekadar angka dalam data statistik, melainkan ruang kehidupan yang menentukan masa depan kota.

Dengan menjaga dan memanfaatkannya secara bijak, Jakarta dapat menjadi kota metropolitan yang tidak hanya modern, tetapi juga layak huni dan penuh harmoni dengan alam.


Berita Terkait


News Update