Viral insiden pengepungan Unisba dan Unpas di Bandung, ada apa? (Sumber: X)

Nasional

Viral Kampus Unisba dan Unpas Diserang Aparat, Apa Sebenarnya yang Terjadi?

Selasa 02 Sep 2025, 14:03 WIB

POSKOTA.CO.ID - Viral insiden yang terjadi di Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) kini menyita perhatian publik.

Hal ini terjadi usai beredar video mencekam di media sosial ketika aparat keamanan diduga mengepung area kampus dengan gas air mata dan peluru karet.

Peristiwa ini terjadi pada Senin, 1 September 2025 tengah malam hingga Selasa dini hari yang memicu berbagai reaksi dari masyarakat.

Namun pihak kepolisian memberikan klarifikasi berbeda terkait situasi yang dinarasikan di media sosial, simak info selengkapnya.

Baca Juga: Viral 17+8 Tuntutan Rakyat untuk Presiden, DPR, TNI, dan Polri, Ini Isinya

Kronologi Kejadian

Video yang beredar sejak Senin malam hingga Selasa dini hari memperlihatkan suasana mencekam di sekitar Unisba dan Unpas, kawasan Tamansari, Bandung Wetan, Kota Bandung.

Rekaman CCTV dan unggahan warganet memperlihatkan aparat keamanan menggunakan kendaraan taktis menyisir area sekitar kampus.

Dalam tayangan tersebut terlihat mahasiswa yang terjatuh akibat paparan gas air mata. Selain itu, terdengar suara tembakan peluru karet yang diduga dilepaskan aparat.

Beberapa unggahan menyebutkan ambulans sulit menembus area kampus untuk mengevakuasi mahasiswa yang membutuhkan pertolongan medis.

Baca Juga: Fitur Live TikTok Hilang dan Kapan Kembali? Ini Alasan Dihapus Sementara

Salah satu akun X, @barengwarga, mengunggah narasi bahwa tindakan aparat bukan sebatas pengamanan, melainkan disebut sebagai "pembantaian."

Unggahan tersebut viral dan menimbulkan simpati warganet yang ramai membicarakan insiden ini, bahkan menyerukan penyebaran informasi ke berbagai platform media sosial.

Kondisi Terkini Pascainsiden

Pantauan dari kamera CCTV UNISBA yang diakses sejumlah media menunjukkan bahwa situasi berangsur kondusif pada Selasa pagi 2 September 2025.

Tidak terlihat lagi kerumunan aparat maupun mahasiswa di sekitar area kampus seperti yang ditampilkan dalam video yang viral.

Aktivitas di lingkungan sekitar Unisba dan Unpas pun kembali normal, meski jejak ketegangan semalam masih terasa bagi warga sekitar.

Baca Juga: Arti Resistance Blue, Brave Pink, dan Hero Green Apa? Ini Makna Tiga Warna dalam Satu Perlawanan

Klarifikasi Polisi Mengenai Insiden

Desakan publik membuat Kepolisian Daerah Jawa Barat memberikan penjelasan resmi. Menurut Kabid Humas Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi Hendra Rochmawan, aparat tidak bermaksud menyerang mahasiswa.

Dari penjelasannya, aparat gabungan saat itu sedang mengejar kelompok berpakaian hitam yang diduga melakukan aksi anarkis di Jalan Tamansari.

Kelompok tersebut disebut melakukan pembakaran serta melempar bom molotov ke arah aparat, lalu melarikan diri ke dalam area sekitar kampus.

Aparat kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, namun hembusan angin membuat gas mengarah ke parkiran Unisba.

Baca Juga: Mabes Polri Buka Suara soal Penjarahan Massal Rumah Pejabat

Hal inilah yang, menurut polisi, menimbulkan kesalahpahaman dan dimanfaatkan pihak tertentu untuk memprovokasi opini publik.

"Tidak ada serangan yang ditujukan langsung ke mahasiswa atau ke dalam kampus. Jarak petugas dengan kampus sekitar 200 meter, dan semua tembakan gas diarahkan ke jalan raya tempat kelompok berpakaian hitam berkumpul," tegas Kombes Pol Hendra.

Pernyataan kepolisian belum sepenuhnya meredakan keresahan publik. Saat ini warganet masih ramai memperdebatkan insiden ini.

Sebagian menilai aparat berlebihan, sementara lainnya menyoroti kemungkinan adanya provokasi dari kelompok perusuh.

Fenomena ini menunjukkan betapa cepat narasi konflik menyebar di media sosial, seringkali tanpa klarifikasi terlebih dahulu.

Dalam kasus Unisba dan Unpas, video viral menjadi pemicu opini publik yang masif hingga akhirnya memaksa pihak berwenang memberikan klarifikasi resmi.

Tags:
viral aparat keamanan peluru karetgas air matainsiden kampusUnisbaUnpas

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor