IHSG 1 September 2025: Uji Support 7.731 di Tengah Gejolak Aksi Demonstrasi (Sumber: Pinterest)

EKONOMI

IHSG Diprediksi Uji Level Penting, Simak Rekomendasi Saham Unggulan Hari Ini 1 September 2025

Senin 01 Sep 2025, 15:00 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pada perdagangan Senin, 1 September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguji level support di 7.731. Data terakhir dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (29/8/2025) menunjukkan IHSG ditutup di 7.830,49, setelah terkoreksi 1,53%.

Secara tahunan, kinerja IHSG masih positif dengan kenaikan 10,6% sepanjang Januari Agustus 2025. Namun, indeks sektoral lain justru melemah.

Indeks LQ45 turun 3,57% year-to-date (YtD) dan IDX30 terkoreksi 2,37%. Perbedaan ini menunjukkan adanya konsentrasi kekuatan di saham-saham tertentu, sementara saham unggulan justru menghadapi tekanan.

Baca Juga: Viral di Medsos! Ini Maksud dan Penjelasan Arti Tuntutan 17+8 yang Didesak Masyarakat untuk Pemerintah

Analisis Teknis: Support 7.680–7.731 dan Resistance 7.858–8.008

Menurut riset MNC Sekuritas, IHSG pada perdagangan hari ini bergerak dalam rentang support 7.680–7.731 dan resistance 7.858–8.008.

Mereka menilai IHSG saat ini masih dalam fase wave [v] dari wave 1 dari wave (3). Artinya, meski sempat terkoreksi, ada potensi penguatan menuju area 8.017–8.102 setelah menguji level 7.691–7.753.

Rekomendasi Saham MNC Sekuritas

Strateginya adalah buy on weakness, yakni membeli saham ketika harga turun ke area support untuk memanfaatkan potensi rebound.

Pandangan BRI Danareksa Sekuritas: Waspada Pola Double Top

Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas lebih berhati-hati. Mereka menilai bila IHSG gagal bertahan di atas 7.800, terbuka peluang terbentuk pola double top, dengan target koreksi hingga 7.600.

Rekomendasi Saham BRI Danareksa

Target harga:

Sentimen Eksternal: Aksi Demonstrasi dan Volatilitas Pasar

Aksi demonstrasi yang marak sejak akhir Agustus 2025 memberi tekanan tambahan pada psikologi pasar. Investor cenderung wait and see, mengurangi transaksi, atau melepas portofolio di sektor perbankan yang sebelumnya menjadi pendorong IHSG.

Psikologi pasar memang sensitif terhadap faktor non-ekonomi. Demonstrasi besar dapat menimbulkan persepsi risiko politik, walaupun secara fundamental perusahaan tetap solid. Hal ini menjelaskan mengapa saham-saham perbankan raksasa seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBTN terkoreksi signifikan.

Pergerakan IHSG Hari Ini: Dari Jeblok ke Rebound Tipis

Pagi Hari: Dibuka Jeblok 3,31%

Pukul 09.02 WIB, IHSG turun tajam 3,31% ke level 7.571. Dari 674 saham yang diperdagangkan, hanya 19 yang naik, sementara 630 saham turun. Kapitalisasi pasar ikut terpangkas menjadi Rp13.839,38 triliun.

Saham-saham perbankan berguguran:

Siang Hari: Rebound Tipis

Menjelang jeda siang, IHSG mampu naik tipis meski masih melemah 0,76% di level 7.770,98. Kapitalisasi pasar naik ke Rp14.132,26 triliun.

Saham yang menguat:

Saham yang melemah:

Perspektif Manusia: Investor di Persimpangan Jalan

Pergerakan IHSG hari ini tidak hanya soal angka, melainkan juga cerita manusia di balik pasar modal. Banyak investor ritel yang panik ketika melihat penurunan tajam di pagi hari, sementara investor institusi justru melihat peluang untuk akumulasi.

1. Psikologi Investor Ritel

Investor pemula cenderung emosional. Penurunan tajam sering dianggap tanda bahaya, padahal dalam analisis teknikal justru bisa membuka peluang buy on weakness. Banyak dari mereka yang memilih cut loss terlalu cepat.

2. Investor Institusi

Investor besar atau institusi melihat gejolak sebagai bagian alami pasar. Dengan strategi jangka panjang, mereka cenderung menunggu area support kuat sebelum kembali masuk.

3. Perspektif Ekonomi Riil

Bagi masyarakat umum, penurunan IHSG sering dianggap indikator melemahnya ekonomi. Padahal, pasar saham bisa fluktuatif karena faktor sentimen jangka pendek, sementara ekonomi riil bisa tetap tumbuh. Hal ini penting untuk dipahami agar publik tidak salah menafsirkan.

Strategi Menghadapi Volatilitas Pasar

  1. Diversifikasi Portofolio – Jangan hanya bergantung pada saham perbankan, sebar investasi ke sektor komoditas, energi, dan teknologi.
  2. Manfaatkan Momentum – Gunakan strategi buy on weakness, tapi dengan manajemen risiko ketat.
  3. Hindari Panic Selling – Fluktuasi adalah bagian dari pasar. Menjual di saat panik justru sering merugikan.
  4. Ikuti Riset dan Analisis – Perhatikan proyeksi support dan resistance dari analis terpercaya.
  5. Tetap Rasional – Bedakan antara risiko jangka pendek akibat demonstrasi dengan tren jangka panjang ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Viral Foto Black Mamba Diduga di Rumah Ahmad Sahroni, Ternyata Hoaks dari Ledakan Beirut

Masa Depan IHSG: Optimisme di Tengah Ketidakpastian

Meskipun saat ini IHSG berada di bawah tekanan, proyeksi jangka menengah masih positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, dukungan pemerintah pada sektor energi dan digitalisasi, serta arus modal asing yang masih masuk, menjadi faktor penopang.

Bila IHSG mampu bertahan di atas support 7.600, peluang rebound menuju 8.100 tetap terbuka. Namun, bila support tersebut ditembus, investor harus bersiap menghadapi fase konsolidasi lebih panjang.

IHSG pada 1 September 2025 menjadi cermin bagaimana pasar modal tidak hanya dipengaruhi data ekonomi, tetapi juga emosi kolektif masyarakat dan kondisi sosial politik.

Bagi investor, peristiwa ini adalah pengingat penting bahwa investasi bukan sekadar mengejar keuntungan, tetapi juga melatih kesabaran, manajemen risiko, dan kemampuan membaca arah psikologi pasar.

Seperti pepatah di dunia saham: market is not always rational, but it is always right. Pasar mungkin terlihat panik hari ini, namun bagi mereka yang bijak, selalu ada peluang di balik volatilitas.

Tags:
analisis teknikal IHSGrekomendasi saham 2025proyeksi IHSG hari iniIHSG 1 September 2025

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor