Kopi Pagi: Keberagaman Antar Kesejahteraan. (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi

Kopi Pagi: Keberagaman Antar Kesejahteraan

Kamis 28 Agu 2025, 06:52 WIB

“, bagaimana mengemas keberagaman budaya sebagai identitas bangsa menjadi satu kekuatan besar menyejahterakan rakyat, menciptakan kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagaimana dicita- citakan ketika negeri ini didirikan,” kata Harmoko.

Negara kita terdiri dari kepulauan sebagai keunikan secara geografis dan keberagaman suku, etnis, agama dan budaya. Kedua keunikan ini sering ditengarai sebagai tantangan, tetapi sejatinya terdapat peluang besar memajukan bangsa.

Fakta tidak terbantahkan, dari keberagaman itu muncul karakter sopan santun, ramah, rukun dan gotong royong yang berakar dari tradisi dan budaya bangsa.

Baca Juga: Kopi Pagi: Aktualisasi Jati Diri

Karakter inilah yang dijadikan soft power negara kita kepada masyarakat dunia sejak dulu hingga sekarang, dan sampai akhir zaman. Bahkan,  Bung Karno di eranya menjadikannya sebagai salah satu pilar strategis konsepsi Trisakti. Berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, berkarakter secara budaya.

Konsep ini jugalah yang kemudian direvitalisasi kembali di era pemerintahan sekarang melalui pembangunan yang berkelanjutan dengan mengedepankan  kemandirian.

Mandiri dalam bidang ekonomi dan budaya sekarang tengah digelorakan.

Membangun kemandirian ekonomi terlihat dari upaya mewujudkan swasembada pangan, air dan energi.Semua kekuatan bergerak, tak hanya kementerian terkait, juga institusi dan lembaga lain, termasuk jajaran TNI dan Polri untuk meraih swasembada pangan, utamanya beras. Hasilnya,  patut kita apresiasi, dalam 10 pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, stok beras nasional melonjak. Kita tak perlu lagi impor beras.

Terpenuhinya pangan nasional menjadi urgen, sering dikatakan negara disebut kuat, jika mampu memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya dari negerinya sendiri.

Tentu, tuntutan produk pangan di era sekarang ini, tidak sebatas pada kuantitas, jumlahnya yang terpenuhi, tetapi tersedianya pangan berkualitas lebih dari mencukupi. Ini menyangkut standar mutu yang mencakup nilai gizi, sehat alami, bebas cemaran dan ramah lingkungan.

Memantapkan budaya bangsa, kini juga tengah digelorakan, di antaranya dengan membangun kebersamaan di atas keberagaman belakangan terlihat kian nyata dalam upaya memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa sebagai jati diri budaya bangsa.

Baca Juga: Kopi Pagi: Menjaga Konstitusi Negara

Tentu, berbicara budaya bangsa bukan sebatas membentuk nation building, juga harus berperan menciptakan SDM yang unggul, yang mumpuni di segala bidang kehidupan, mampu bersaing di tingkat dunia, tetapi tetap berkarakter kebangsaan. Berjati diri Indonesia sejati.

Melalui kolom “Kopi Pagi” edisi 29 Agustus 2019, dengan judul “Identitas Bangsa”, Pak Harmoko menekankan bahwa berkepribadian Indonesia semakin menjadi penting.

Lebih - lebih di era sekarang ini! Era yang kian menderasnya "arus negatif" budaya asing, akibat dampak kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang nyaris mustahil dibatasi bila kita tidak ingin dicap "melangkah ke belakang."  Dan lengah sedikit saja bisa terseret kepada budaya yang dapat mengikis jati diri. Kehadiran budaya asing tidak bisa kita tolak, tetapi harus disikapi secara bijak. 

Utamanya memperkokoh pondasi jati diri. Ibarat pohon rindang, silakan orang lain datang untuk berteduh, menikmati kerindangan pohon tersebut. Lebih-lebih jika memungkinkan kian memperkuat akar dan kerindangannya, bukan merusak atau mengerdilkan. 

Kuncinya itu ada pada kita! Yaitu bagaimana merawat dan menjaga semua milik kita yang baik. Selalu berkreasi dan berinovasi mengembangkan budaya daerah sebagai ketahanan budaya nasional. Mengingat budaya bangsa Indonesia  merupakan kesatuan dari wujud keberagaman budaya lokal.

Baca Juga: Kopi Pagi: Merajut Kebersamaan (1)

Dengan melestarikan budaya lokal sebagai identitas di masing- masing daerah, berarti pula memperkokoh budaya nasional. 

Tak kalah pentingnya, bagaimana mengemas keberagaman budaya sebagai identitas bangsa menjadi satu kekuatan besar menyejahterakan rakyat, menciptakan kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagaimana dicita- citakan ketika negeri ini didirikan.

Patut diingat pula, secara historis identitas budaya kita tidak bisa lepas dari bagaimana awal mula bangsa ini terbentuk. Negara kita berdiri tak lepas dari sejarah perjuangannya merebut kemerdekaan.

Kini saatnya mengisi kemerdekaan dengan tetap berpedomana kepada karakter budaya bangsa kita.

Tak berlebihan sekiranya pelestarian budaya bangsa tidak sebatas program semata, tetapi aksi nyata warga masyarakat dengan keteladanan para pejabat. Mulai dari berpakaian, bertutur kata dan bersikap serta bertindak yang benar-benar khas Indonesia. Begitu juga kebijakan yang digulirkan, hendaknya senantiasa selaras dengan akar budaya kita, tak menyimpang dari cita – cita negeri kita, demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Kita kemas keberagaman mengantar kesejahteraan.

Mari kita mulai. Bismillah! (Azisoko)

Tags:
keberagamanHarmokoKopi Pagi

Tim Poskota

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor