Ilustrasi aset tahan inflasi. (Sumber: Freepik)

EKONOMI

12 Aset Terbaik untuk Mengalahkan Inflasi, Solusi Strategis Saat Krisis

Senin 25 Agu 2025, 18:13 WIB

POSKOTA.CO.ID - Inflasi merupakan ancaman nyata bagi daya beli masyarakat. Uang dengan nominal yang sama tidak lagi memiliki kekuatan membeli setara dengan sebelumnya.

Fenomena ini kerap diperparah oleh krisis global, pandemi, atau ketidakstabilan geopolitik.

Nah untuk menghadapi situasi tersebut, masyarakat perlu memahami aset yang mampu mempertahankan bahkan meningkatkan nilai kekayaan.

Berikut adalah 12 aset terbaik yang terbukti mampu melawan inflasi dan menjaga stabilitas finansial, dilansir dari kanal YouTube Jejolok.

Baca Juga: Cara Daftar BPJS Kesehatan untuk Bayi Baru Lahir, Wajib Sebelum 28 Hari

1. Emas

Emas adalah simbol kekayaan yang diakui lintas generasi dan negara. Kelangkaannya membuat nilai emas cenderung stabil bahkan ketika mata uang mengalami depresiasi. Investasi emas dapat berupa emas batangan, koin emas, maupun emas digital. Emas batangan cocok untuk penyimpanan jangka panjang, sementara emas digital memberi fleksibilitas dalam transaksi cepat.

2. Properti

Tanah dan bangunan memiliki karakter unik karena jumlahnya terbatas sementara permintaan terus meningkat. Properti di lokasi strategis hampir selalu naik nilainya dari waktu ke waktu. Selain itu, properti juga dapat menghasilkan pendapatan pasif melalui sewa, sehingga tidak hanya menjaga nilai aset, tetapi juga memberi arus kas.

3. Saham Perusahaan Tangguh

Saham dari perusahaan besar yang memiliki fundamental kuat, terutama di sektor kebutuhan pokok, energi, atau teknologi, terbukti mampu mengimbangi inflasi. Perusahaan-perusahaan ini biasanya tetap bertahan meskipun krisis melanda, karena produknya tetap dibutuhkan masyarakat.

4. Reksa Dana dan ETF (Exchange Traded Fund)

Instrumen investasi kolektif ini memberi kemudahan bagi investor pemula yang ingin terdiversifikasi. ETF yang berbasis indeks inflasi atau komoditas tertentu bisa menjadi pelindung dari penurunan daya beli.

Baca Juga: Simak 2 Jenis Bantuan Sosial Pendidikan di 2025 dan Kriteria Penerimanya

5. Obligasi Inflasi (Inflation-Linked Bonds)

Beberapa negara mengeluarkan obligasi yang nilainya menyesuaikan dengan tingkat inflasi. Instrumen ini memberi jaminan bahwa nilai pokok dan bunga tetap memiliki daya beli yang relatif stabil.

6. Komoditas

Selain emas, komoditas lain seperti minyak, gas, kopi, dan gandum juga menjadi pilihan. Harga komoditas umumnya naik ketika inflasi meningkat, sehingga dapat dijadikan lindung nilai (hedging).

7. Mata Uang Asing (Valas)

Dalam kondisi krisis, menyimpan sebagian aset dalam mata uang asing yang stabil, seperti dolar AS atau franc Swiss, dapat membantu menjaga nilai kekayaan. Strategi ini umum dipakai untuk menghadapi depresiasi mata uang lokal.

8. Deposito Valuta Asing

Berbeda dengan menyimpan tunai, deposito valas memberikan bunga dan relatif lebih aman karena dijamin lembaga keuangan. Aset ini cocok untuk investor konservatif.

Baca Juga: Simak 2 Jenis Bantuan Sosial Pendidikan di 2025 dan Kriteria Penerimanya

9. Logam Industri (Perak, Tembaga, Nikel)

Kebutuhan logam industri yang meningkat, terutama untuk energi terbarukan dan kendaraan listrik, membuat perak, tembaga, dan nikel berpotensi menjadi aset bernilai di masa depan.

10. Aset Digital (Cryptocurrency Blue Chip)

Meski berisiko tinggi, cryptocurrency seperti Bitcoin mulai dianggap sebagai "emas digital" karena suplai terbatas. Namun, aset ini sebaiknya hanya menjadi bagian kecil dari portofolio, mengingat volatilitas yang sangat tinggi.

11. Usaha Produktif

Memiliki bisnis yang menghasilkan kebutuhan pokok, seperti makanan, energi, atau layanan dasar, terbukti tahan banting terhadap inflasi. Usaha yang dikelola dengan baik tidak hanya menjaga nilai, tetapi juga menambah pendapatan aktif.

12. Investasi Pendidikan dan Keterampilan

Aset non-fisik berupa ilmu dan keterampilan sering kali menjadi pelindung terbaik dari inflasi. Dengan meningkatkan kemampuan diri, seseorang dapat menciptakan peluang pendapatan baru yang lebih besar daripada sekadar mengandalkan simpanan uang.

Mengandalkan satu jenis aset saja berisiko tinggi. Diversifikasi adalah strategi penting untuk menghadapi inflasi.

Kombinasi antara emas, properti, saham, dan aset produktif dapat memberikan perlindungan yang seimbang.

Dengan demikian, meski inflasi merayap, daya beli tetap terjaga. Semoga informasinya membantu.

Tags:
krisis ekonomiinflasiinvestasi propertiinvestasi emas investasi saat krisis ekonomiaset terbaik lawan inflasi

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor