Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: YouTube/Dedi Mulyadi Channel)

Daerah

Temui Organda Bus Pariwisata Usai Didemo, Dedi Mulyadi: Kalau Hanya Ingin Menikmati Tanpa Mengelola, Tidak Akan Bertahan

Minggu 24 Agu 2025, 18:02 WIB

POSKOTA.CO.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dalam pertemuannya dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) di bidang pariwisata, menyampaikan pandangan kritis mengenai pola wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat.

Menurutnya sebagian besar wisatawan yang berkunjung bukanlah turis dengan daya beli tinggi, melainkan kelompok masyarakat yang diorganisir untuk berwisata secara massal.

"Yang piknik itu bukan turis yang punya duit yang ingin wisata, yang piknik itu adalah orang-orang yang diorganisir untuk pergi wisata," ujar Dedi.

Ia menekankan bahwa fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Jawa Barat, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia.

Baca Juga: Oknum Guru SD di Lampung yang Viral Hendak Cekik Siswa Resmi Dinonaktifkan

Dalam kesempatan yang sama, Dedi mengungkapkan bahwa kampung halamannya tidak pernah diniatkan menjadi kawasan wisata.

Awalnya ia hanya memanfaatkan area tersebut untuk berolahraga, seperti bersepeda dan berjalan kaki setiap pagi.

Selain itu, ia kerap terlibat langsung dalam menjaga kebersihan dengan memungut sampah.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas yang ada di kampungnya sebagian berasal dari dana pribadi. Ia menggunakan honor masa jabatannya sebagai anggota DPR serta penghasilan dari kanal YouTube pribadinya.

Baca Juga: Sosok Oknum Guru yang Ancam Murid Saat Upacara di Lampung Siapa? Ini Identitasnya yang Terbongkar

"Saya punya uang dari honor zaman DPR, honor YouTube apapun saya bangunkan jalan, saya bikin jembatan, segala macam," tegasnya.

Pengelolaan sederhana yang dilakukan Dedi ternyata membawa dampak positif. Wilayah yang dikelolanya kini mampu menarik sekitar 70.000 wisatawan setiap minggunya.

Bahkan, setiap akhir pekan, lebih dari 50 bus pariwisata terlihat antre di lokasi tersebut.

"Di tempat saya, bus bisa ngebaris lebih dari 50 setiap hari Minggu. Tapi saya enggak dipuji sama orang bis," ungkapnya dengan nada bercanda.

Baca Juga: Tarif Jalan Tol Cawang–Bekasi Naik, Warga Diminta Siapkan Anggaran Tambahan

Meski demikian, Dedi Mulyadi memberikan peringatan serius bahwa pariwisata semacam itu tidak akan bertahan lama jika masyarakat tidak mengubah perilaku.

Ia menyoroti munculnya praktik komersialisasi berlebihan yang merusak estetika lingkungan, seperti penyewaan lapak di rumah-rumah warga tanpa memperhatikan tata kelola.

"Lapak tiap rumah disewa-sewakan, ada yang satu rumah sampai lima lapak. Estetikanya hancur," tegasnya.

Selain itu, ia juga menilai kualitas barang dagangan yang dijual di sekitar lokasi wisata masih rendah dan tidak sesuai dengan standar yang diharapkan wisatawan.

Dedi menyatakan bahwa keberlanjutan pariwisata hanya bisa terwujud jika masyarakat ikut terlibat secara aktif dalam pengelolaan, bukan hanya menikmati hasilnya.

"Kalau hanya ingin menikmati tanpa mengelola, tidak akan bertahan. Allah enggak suka. Kalau bahasa saya, karuhun juga tidak akan merestui. Kalau tidak dimuliakan, ini enggak akan membawa berkah," ujarnya menutup pidato.

Tags:
pariwisata lokalbus pariwisatawisata Jawa Barathonor YouTubeGubernur Jawa BaratDedi Mulyadi

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor