POSKOTA.CO.ID - Pantai Indah Kapuk (PIK) selama ini identik dengan kawasan elite di Jakarta Utara. Bangunan modern, kafe estetik, hingga restoran mahal kerap memenuhi halaman feed media sosial. Namun, di balik citra glamor tersebut, PIK menyimpan wajah lain yang jarang terekspos: kuliner murah yang memanjakan lidah tanpa membuat dompet menjerit.
Bagi sebagian orang, makan di PIK terdengar menguras kantong. Tetapi, ketika ditelusuri lebih jauh, kawasan ini ternyata menawarkan berbagai pilihan kuliner ramah kantong dengan cita rasa yang tak kalah menggoda dari restoran mewah. Mulai dari makanan rumahan yang sederhana, dessert kekinian, hingga hidangan tradisional khas Nusantara, semua bisa ditemukan di sini.
Pengalaman kuliner murah di PIK bukan sekadar soal harga. Ia adalah bentuk nyata bagaimana sebuah kawasan elite mampu tetap menghadirkan ruang inklusif bagi semua kalangan. Di sinilah letak daya tarik PIK: tempat di mana kemewahan dan kesederhanaan bisa berdampingan.
Baca Juga: Pria di Cibungbulang Bogor Ngaku Dibegal, Nyatanya Takut Sama Istri
1. Rameshan: Hangatnya Masakan Rumahan di Tengah Gemerlap PIK
Di tengah keriuhan PIK, Rameshan hadir membawa kesederhanaan. Tempat makan ini populer karena menyajikan nasi rames dengan pilihan lauk yang variatif, mulai dari oseng cumi pedas hingga bebek bumbu hitam.
Yang membuatnya istimewa adalah konsep penyajian di atas daun pisang, menghadirkan nuansa otentik yang mengingatkan kita pada santap siang di rumah. Dengan harga mulai Rp15 ribuan, Rameshan menjadi bukti bahwa kuliner di PIK tidak selalu harus mahal.
Lebih dari sekadar tempat makan, Rameshan juga membangun citra yang Instagramable, membuktikan bahwa masakan rumahan bisa tampil modern dan kekinian.
2. Luuca: Soft Serve Premium dengan Harga Terjangkau
Bagi pencinta dessert, Luuca adalah destinasi wajib. Dikenal sebagai pelopor soft serve premium dengan inspirasi Italia, tempat ini berhasil menghadirkan sensasi “kemewahan yang terjangkau.”
Pilihan rasa seperti cokelat rich dan yogurt segar dibuat dengan bahan berkualitas tinggi, tetapi harga tetap bersahabat. Tempatnya bersih, aesthetic, dan cocok untuk sekadar bersantai sambil menambah stok foto Instagram.
Luuca menjadi contoh bagaimana PIK mampu memadukan tren global dengan selera lokal tanpa kehilangan keterjangkauan harga.
3. Bakso Rusuk Samanhudi: Hangatnya Comfort Food 24 Jam
Tidak ada yang lebih menghibur dari semangkuk bakso panas di malam hari. Di PIK, Bakso Rusuk Samanhudi menghadirkan pengalaman itu sepanjang waktu karena buka 24 jam.
Dari bakso urat hingga bakso iga berlemak, menu di sini memadukan kelezatan dan kenyamanan. Kuahnya gurih, porsinya melimpah, dan harganya masih terjangkau di bawah Rp50 ribu.
Tempat ini menjadi bukti bahwa PIK juga punya ruang bagi comfort food sederhana, yang akrab di lidah masyarakat luas.
4. Dapur Selera Nikmat: Makanan Rumahan ala Warteg Modern
Tidak semua yang datang ke PIK mencari makanan fancy. Banyak juga yang merindukan masakan rumah. Dapur Selera Nikmat hadir menjawab kerinduan itu dengan menu lauk pauk khas nusantara serta olahan seafood.
Harga paket hemat mulai Rp12 ribuan jelas menjadi daya tarik tersendiri, terutama di kawasan yang kerap dianggap hanya untuk kalangan menengah ke atas. Di sinilah letak nilai unik PIK: ia mampu menyatukan selera sederhana dan modern dalam satu ruang yang sama.
5. Mak Oce: Warteg Kekinian dengan 40 Pilihan Lauk
Mak Oce sering disebut sebagai “warteg versi modern” karena menyajikan lebih dari 40 jenis lauk yang dimasak segar setiap hari. Dengan konsep yang lebih rapi dan area outdoor luas, tempat ini menjadi pilihan pas untuk makan bersama keluarga.
Kelebihan Mak Oce terletak pada keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Masakan rumahan dengan sentuhan kekinian membuatnya populer di kalangan muda maupun dewasa.
6. Coco Malatang: Eksperimen Rasa Pedas ala Tiongkok
Malatang, sup pedas khas Tiongkok, menjadi sajian unik di PIK lewat Coco Malatang. Di sini, pengunjung bisa memilih sendiri isiannya, dari sayuran hingga frozen food, lalu menentukan tingkat kepedasan sesuai selera.
Dengan harga mulai Rp12 ribu per 100 gram, Coco Malatang menawarkan fleksibilitas yang jarang ditemukan di restoran lain. Ia adalah simbol keberanian PIK untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda dan menantang lidah pengunjungnya.

7. Kiko Sari: Nasi Uduk dengan Sentuhan Lokal yang Menggoda
Nasi uduk adalah comfort food sejuta umat, dan di PIK, Kiko Sari berhasil mengemasnya menjadi pengalaman kuliner yang menarik. Sambal pedas, ayam kalasan empuk, hingga usus goreng garing menjadikannya favorit banyak orang.
Dengan harga di bawah Rp50 ribu, Kiko Sari menghadirkan cita rasa lokal di tengah dominasi kuliner modern. Ia menjadi pengingat bahwa akar tradisi kuliner tetap punya tempat istimewa di PIK.
8. Sop Jando Kawanua: Hangatnya Masakan Manado
Dari sekian banyak variasi kuliner, Sop Jando Kawanua menghadirkan cita rasa Manado yang kental. Sop iga, cakalang fufu, hingga brenebon menjadi menu andalan yang cocok disantap bersama keluarga.
Dengan harga Rp50 ribu–100 ribuan, restoran ini masih tergolong terjangkau, apalagi porsinya bisa untuk sharing. Sop Jando Kawanua mengajarkan bahwa kuliner daerah bisa tetap eksis di pusat kota dengan kemasan modern.
Baca Juga: 10 Pemain U-23 Termahal di Asia Tenggara, Siapa Bintang Timnas Indonesia yang Masuk Daftar?
9. Funso: Camilan Ubi dengan Inovasi Kekinian
Funso menghadirkan kreativitas melalui olahan ubi yang dikemas modern. Dari Ubi Brulee dengan es krim hingga Crispy Wrap isi ubi, semua menawarkan pengalaman unik.
Harga mulai Rp19 ribuan membuatnya ramah di kantong anak muda. Funso menjadi bukti bahwa bahan sederhana bisa tampil istimewa dengan sentuhan inovasi.
Kuliner murah di PIK bukan sekadar tentang harga yang ramah. Ia adalah simbol inklusivitas, bagaimana sebuah kawasan elite tetap membuka ruang bagi semua lapisan masyarakat untuk menikmati kelezatan makanan.
Setiap tempat makan membawa cerita: ada yang menghadirkan nostalgia masakan rumahan, ada yang menawarkan inovasi global, dan ada pula yang melestarikan cita rasa nusantara. Semua berpadu dalam satu kawasan, menghadirkan harmoni antara modernitas dan tradisi.
Bagi kita sebagai penikmat kuliner, pengalaman di PIK mengajarkan bahwa makanan tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang identitas, kebersamaan, dan keterjangkauan. Dengan kata lain, kuliner murah di PIK bukan sekadar alternatif, melainkan wajah lain dari Jakarta yang penuh warna.