CIMAHI,POSKOTA.CO.ID - Pada momen hari kemerdekaan Indonesia ke 80 ini, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana menegaskan bahwa dibawa mulai hari ini dan seterusnya masyarakat Cimahi khususnya, harus sejahtera.
Orang nomor satu di Cimahi itu pun tidak mau jika peringatan HUT RI saat ini jangan hanya sekedar kegiatan seremonial saja. Menurutnya, momentum ini sudah seharusnya dijadikan ajang refleksi sekaligus penyemaian semangat dalam mengakselerasi pembangunan di Kota Cimahi.
“Perbedaan dalam menjaga keutuhan negara, memang kondisinya saat sekarang sudah berubah. Kalau dahulu para pejuang berjuang dengan senjata untuk meraih kemerdekaan," kata Ngatiyana usai memimpin Upacara HUT ke‑80 RI di Lapangan Rajawali, Minggu, 17 Agustus 2025.
"Sementara sekarang fasilitas penunjang dari segala bidang sudah tersedia, makanya, pada momentum peringatan hari kemerdekaan ini kami akan berupaya sekuat tenaga dalam mensejahterakan masyarakat Cimahi," ungkapnya.

Sejauh ini Ngatiyana masih merasakan penderitaan masyarakat di Kota Cimahi. Sebagai pimpinan daerah, saat ini dirinya menyoroti angka pengangguran dan kemiskinan yang dinilai jadi fokus utama pembangunan daerah.
"Dari kedua persoalan itu pun, kami tidak mengesampingkan kasus Stunting. Bahkan, pengentasannya sudah jadi target prioritas," kata Ngatiyana.
"Intinya, kalau persoalan pengangguran dan kemiskinan di Cimahi sudah minim dan tidak ada lagi stunting, masyarakat akan lebih merasakan makna dari peringatan HUT ke-80 RI ini," ujarnya.
Sejauh ini, angka pengangguran di Kota Cimahi sendiri mengalami fluktuasi meskipun ada penurunan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Cimahi, angka pengangguran masih tergolong tinggi.
Data terakhir menunjukkan angka pengangguran di Cimahi sekitar 9% dari total penduduk. Pemerintah daerah terus berupaya menekan angka pengangguran melalui berbagai program pelatihan dan penyediaan lapangan kerja.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, TPT mencapai 10,52% atau sekitar 33.192 jiwa, sedangkan pada tahun 2024 menurun menjadi 8,97% atau 27.979 jiwa.
Dia pun mengajak warga untuk menjadikan semangat kemerdekaan kali ini sebagai kekuatan pemersatu. Nilai-nilai empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, harus terus dikuatkan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Mudah-mudahan masyarakat Cimahi tertanam dalam hatinya cinta terhadap tanah air, dan persatuan dan kesatuan tanpa membedakan suku ras agama,” ungkapnya.
Semetara itu, lanjut Ngatiyana, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka pengangguran masih tinggi di Cimahi antara lainnya. Kemudian, keterbatasan lapangan kerja yang sebetulnya belum ideal tenaga kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
“Persoalan seperti Krisis ekonomi global, terutama di sektor garmen dan tekstil yang menjadi andalan Cimahi, terlebih menyebabkan perusahaan mengurangi jam kerja atau bahkan melakukan PHK,” ujar Ngatiyana
Secara bertahap, dalam pengentasan persoalan masyarakat (pengangguran), Ngatiyana menegaskan, Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) terus berupaya menekan angka pengangguran dengan berbagai cara.
Salah satunya yakni rutin menyelenggarakan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja yang tentunya sangatlah diperlukan agar, bisa bersaing dengan tenaga kerja dari luar Cimahi,” tuturnya. (ADV)