Kisah Haru Mpok Alpa: Tetap Sibuk di Dunia Hiburan Meski Didiagnosis Kanker Payudara (Sumber: Instagram)

HIBURAN

Alasan Mengejutkan Mpok Alpa Pilih Terus Menghibur Publik di Tengah Perjuangan Lawan Kanker

Minggu 17 Agu 2025, 16:18 WIB

POSKOTA.CO.ID - Nama Mpok Alpa sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Perempuan dengan nama asli Nurul Qomaril Arifin ini dikenal dengan gaya bicara ceplas-ceplos, celetukan kocak, dan ekspresi natural yang mengundang gelak tawa.

Namun, di balik sorot lampu panggung dan layar kaca, ternyata Mpok Alpa menyimpan cerita yang penuh perjuangan: ia berjuang melawan kanker payudara.

Banyak orang mungkin hanya melihat sisi kocak dan menghibur dari sosoknya, namun sedikit yang tahu bahwa di balik itu semua, ada tekad kuat, rasa tanggung jawab, dan semangat hidup luar biasa yang ia pelihara hingga akhir hayat.

Baca Juga: Wali Kota Bekasi Tekankan Makna HUT ke-80 RI

Perjalanan Karier Mpok Alpa: Dari Warung ke Layar Televisi

Sebelum dikenal publik, Mpok Alpa bukanlah siapa-siapa. Ia hanyalah seorang ibu rumah tangga sederhana yang berjualan di warung. Namun, takdir berkata lain. Bakat humornya yang natural menarik perhatian banyak orang, hingga akhirnya ia diajak bergabung dalam dunia hiburan.

Keberhasilan Mpok Alpa di dunia hiburan tidak datang dalam sekejap. Ia harus melalui proses panjang, penuh kerja keras, dan pembuktian diri. Dari sinilah masyarakat mengenal sosok yang sederhana, jujur, dan tulus, namun mampu membuat siapa pun tertawa lepas.

Ketenarannya menjadi bukti bahwa hiburan sejati lahir dari kejujuran hati. Mpok Alpa tidak pernah berusaha untuk dibuat-buat, semua yang ia hadirkan begitu mengalir.

Perjuangan Melawan Kanker Payudara

Di puncak popularitasnya, Mpok Alpa menerima cobaan besar. Ia didiagnosis mengidap kanker payudara. Penyakit ini bukan hanya menyerang fisik, tetapi juga mental, terutama bagi seseorang yang sehari-hari dikenal sebagai penghibur.

Namun, alih-alih larut dalam kesedihan, Mpok Alpa memilih untuk tetap aktif bekerja. Ia percaya bahwa dengan terus bergerak, tubuh dan pikirannya akan lebih kuat.

Suaminya, Aji Darmaji, mengungkapkan bahwa Mpok Alpa tidak ingin penyakitnya diketahui banyak orang. Bukan karena malu, melainkan karena ia tidak ingin menjadi beban bagi orang lain.

“Intinya almarhumah enggak mau nyusahin orang, enggak mau jadi beban pikiran orang juga,” ungkap Aji.

Prinsip Hidup: Jangan Manjakan Penyakit

Salah satu hal yang membuat publik terinspirasi adalah prinsip hidup Mpok Alpa. Ia selalu menekankan bahwa penyakit tidak boleh dimanjakan. Baginya, jika terlalu fokus pada rasa sakit, maka tubuh akan semakin melemah.

“Prinsipnya, jangan dimanja punya penyakit. Nanti malah jadi tambah sakit katanya, digerakin, harus banyak gerak,” ujar sang suami menirukan kata-kata Mpok Alpa.

Prinsip ini tidak hanya berlaku bagi dirinya, tetapi juga menjadi pesan yang relevan untuk siapa saja yang tengah menghadapi cobaan hidup.

Ketegaran di Balik Aktivitas

Mpok Alpa tidak pernah betah berdiam diri di rumah. Menurut pengakuan sang suami, justru dengan bertemu orang, bercanda, dan tertawa bersama teman-temannya, rasa sakit yang ia alami menjadi lebih ringan.

“Kalau enggak aktivitas, malah makin nyeri katanya. Kalau aktivitas ketemu teman-temannya, dia makin hilang rasanya,” tutur Aji.

Hal ini menunjukkan bahwa semangat hidup dan dukungan sosial memainkan peran besar dalam perjalanan seseorang menghadapi penyakit serius. Mpok Alpa memilih untuk melawan penyakit dengan cara yang paling ia kuasai: bekerja dan menghibur.

Ketulusan Seorang Istri dan Ibu

Di balik ketegarannya, Mpok Alpa juga dikenal sebagai sosok istri yang tidak ingin merepotkan suaminya. Bahkan ketika kondisinya semakin melemah, ia tetap berusaha untuk bekerja dan mandiri.

Dua bulan sebelum wafat, suaminya sempat melarangnya untuk bekerja. Namun, Mpok Alpa masih bersikeras melanjutkan aktivitas syuting karena merasa tidak ingin membebani orang lain, termasuk keluarga.

“Sebulan yang ini sudah enggak. Dua bulan yang lalu masih syuting,” jelas Aji.

Kisah Mpok Alpa mengajarkan bahwa tawa bukan hanya hiburan, melainkan juga terapi. Dalam psikologi, tawa terbukti dapat mengurangi stres, meningkatkan imun tubuh, dan memberikan energi positif.

Bagi Mpok Alpa, tawa adalah senjata untuk melawan rasa sakit. Dan bagi penontonnya, tawa dari Mpok Alpa adalah hadiah berharga. Inilah hubungan timbal balik yang sangat manusiawi: menghibur orang lain sekaligus menguatkan diri sendiri.

Pesan Inspiratif dari Mpok Alpa

Ada beberapa pelajaran hidup yang bisa kita petik dari perjalanan Mpok Alpa:

  1. Tidak Menyerah pada Penyakit – Ia menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukan alasan untuk berhenti berkarya.
  2. Tidak Ingin Membebani Orang Lain – Sebuah sikap tulus dan penuh kasih terhadap keluarga serta lingkungan sekitar.
  3. Tawa adalah Obat – Hidup tidak selalu mudah, tetapi dengan humor dan tawa, beban terasa lebih ringan.
  4. Semangat Aktivitas – Gerak, kerja, dan interaksi sosial adalah kunci untuk menjaga semangat hidup.

Baca Juga: Tikus Berdasi Bertuliskan 'Rp40 M Runtah' Ikut Karnaval 17 Agustus di Menes Pandeglang

Warisan Kehidupan: Lebih dari Sekadar Hiburan

Kepergian Mpok Alpa bukan hanya meninggalkan duka, tetapi juga warisan berharga. Ia mengajarkan bahwa hidup adalah tentang berbagi energi positif, meski dalam keadaan sulit sekalipun.

Bagi dunia hiburan, Mpok Alpa adalah simbol ketulusan. Bagi keluarga, ia adalah sosok penyayang dan penuh tanggung jawab. Dan bagi publik, ia adalah inspirasi tentang bagaimana menghadapi penyakit dengan keberanian.

Meski fisiknya telah tiada, namun tawa Mpok Alpa akan selalu hidup di hati masyarakat. Ia bukan hanya komedian, melainkan seorang pejuang yang membuktikan bahwa kekuatan batin bisa melampaui rasa sakit.

Kisah Mpok Alpa mengingatkan kita bahwa kehidupan tidak selalu tentang panjangnya waktu, tetapi tentang seberapa bermakna kita menjalani hari.

Tags:
Prinsip hidup Mpok AlpaMpok Alpa wafatTawa sebagai terapiKomedian inspiratif IndonesiaKisah hidup Mpok AlpaMpok Alpa kanker payudara

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor