Mereka bersatu menjalankan misi heroik menyelamatkan bendera pusaka yang hilang hanya tiga hari sebelum upacara kemerdekaan.
Produksi Cepat dan Anggaran Fantastis
Proses produksi film berdurasi 70 menit ini dimulai pada Juni 2025. Produser eksekutif Sonny Pudjisasono mengungkapkan bahwa total biaya produksi mencapai Rp6,7 miliar.
Angka tersebut menjadi salah satu anggaran terbesar untuk proyek animasi nasional bertema nasionalisme.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Kekasih Marshanda Tewas Terjatuh dari Lantai 26 Apartemen di California
Pihak produksi berharap film ini dapat membangkitkan semangat persatuan, persahabatan, dan kecintaan terhadap tanah air, terutama di kalangan generasi muda.
Namun nilai investasi tersebut justru memicu perdebatan publik, terutama terkait hasil akhir visual dan kualitas animasi.
Kritik dari Warganet
Sejak trailer resmi dirilis, akun media sosial produser dibanjiri komentar kritis. Sebagian warganet mempertanyakan kesesuaian kualitas animasi dengan dana yang telah digelontorkan.
Perbandingan pun muncul dengan film animasi lokal terdahulu seperti Jumbo atau Meraih Mimpi yang dinilai lebih matang secara visual.
Salah satu sorotan adalah adegan gudang senjata yang dinilai kurang tepat untuk film anak-anak bertema nasionalisme.
Kritik lain menyinggung kurangnya riset visual yang memadai, bahkan ada yang menyebut film ini "layak tayang di era 1940-an" atau menjadi "aib negara" di bidang animasi. Isu yang diangkat tidak hanya teknis, tetapi juga efektivitas pemanfaatan dana publik.