Kepala Sekolah SDIT Ibnul Jazari, Muhammad Unais. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

JAKARTA RAYA

Hanya Diawasi Dua Guru, Dua Siswi SDIT Ibnul Jazari Bekasi Tewas Tenggelam saat Ekskul Renang

Rabu 13 Agu 2025, 20:22 WIB

BABELAN, POSKOTA.CO.ID - Tragedi tenggelamnya dua siswi kelas 1 SDIT Ibnul Jazari, KBW, 7 tahun, dan FAP, 6 tahun, di kolam renang milik sekolah di Perumahan Pondok Ungu Permai, Sektor 5 Blok A6/2, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Senin 11 Agustus 2025 sekitar pukul 14.30 WIB, menyisakan duka mendalam dan menjadi sorotan publik.

Kedua korban diketahui baru pertama kali mengikuti ekstrakurikuler renang dan saat itu hanya diawasi dua pendamping. Kepala Sekolah SDIT Ibnul Jazari, Muhammad Unais, 27 tahun, mengaku sedang tidak berada di lokasi kolam saat kejadian berlangsung.

“Enggak, kebetulan saya lagi di sekolah, di kantor. Kemudian mendengar panggilan dari salah satu staf, ada murid yang tenggelam. Mereka langsung dibawa ke Rumah Sakit Viola, kemudian saya langsung bergegas ke sana,” ujar Unais saat ditemui di lokasi kolam renang, Rabu 13 Agustus 2025.

Unais membenarkan, saat kejadian hanya ada dua orang pendamping wanita berinisial D dan I yang bertugas sebagai pelatih dan koordinator, sementara jumlah peserta mencapai 25 murid. Dengan diameter kolam renang seluas 10x7 meter dan kedalaman hingga 130 cm unais menilai bahwa selama ini kegiatan ekstrakurikuler renang di sekolahnya berlangsung aman.

“Diameter kolam renang itu 10x7 meter dengan kedalaman 110 hingga 130 cm. Selama ini muat dan aman-aman saja, tidak ada problem,” katanya.

Dirinya juga membenarkan bahwa kedua korban, KBW dan FAP tidak bisa berenang dan baru pertama kali mengikuti ekskul renang di sekolah.

Baca Juga: 2 Siswi SDIT Ibnul Jazari Bekasi Tewas Tenggelam di Kolam Renang, Polisi Sebut Pihak Sekolah tidak Kooperatif

“Info yang saya dapat, mereka murid yang baru pertama kali ikut ekstrakurikuler,” imbuhnya.

Ia memaparkan, sebelum kejadian guru pendamping sedang mengarahkan anak-anak untuk pemanasan, sehingga pengawasan sempat teralihkan.

“Gurunya lagi menaikkan murid-murid karena mau pemanasan, mungkin penglihatannya teralihkan. Mereka mendapati anak muridnya tenggelam dari anak lain. Katanya 'Bu ada yang tenggelam' Kemudian gurunya langsung melihat, korban langsung diangkat," ujarnya.

Kedua korban sempat dibawa ke RS Viola Pondok Ungu Permai, namun nyawa mereka tidak tertolong.

“Dari rumah sakit sudah menyatakan meninggal. Mereka kasih bukti detak jantungnya. Kami sangat menyesal,” ucap Unais yang juga menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban.

Unais mengatakan saat ini proses KBM dihentikan untuk sementara. Dan belum diketahui pasti kapan akan berjalan kembali. Terkait hasil pemeriksaan dan penyebab kematian, unais mengaku pihaknya tidak diberitahu.

"Karena kan pihak keluarga sendiri menolak untuk dilakukan otopsi. Dari pihak rumah sakit sendiri mereka tidak menjelaskan apa-apa pada kami,"

Sementara itu, Kapolsek Babelan, Kompol Wito, memastikan pihaknya sudah melakukan olah TKP dan pemeriksaan sejak awal laporan masuk.

"Pemeriksaan ini bukan sekali saja. Dari awal sudah kami lakukan pengecekan-pengecekan terus. Hari ini juga didampingi Pak RW, Pak RT, dan pihak sekolah,” ujarnya saat ditemui di lokasi.

Wito memastikan penyelidikan dilakukan secara terbuka dan mendapat dukungan penuh dari Satreskrim Polres Metro Bekasi.

“Kami tidak akan tutup-tutupi. Sesuai arahan Bapak Kapolres Metro Bekasi, penanganannya juga dibackup Satreskrim,” tegasnya.

Dalam peristiwa tersebut, sejumlah barang bukti sudah diamankan, mulai dari pakaian korban hingga rekaman CCTV. Wito menilai kolam renang tersebut tidak memiliki ventilasi udara yang layak.

“Di dalam kolam renang belum ada CCTV, tapi di luar sudah kami lihat kapan anak masuk. CCTV di sekitar masih kami dalami. Secara kasat mata, kondisi kolam renang ini tidak ada ventilasi udara,” ungkap Wito.

Wito mengatakan hingga kini sudah ada enam saksi yang telah dimintai keterangan, terdiri dari keluarga korban dan pihak sekolah.

“Dari orang tua dan pihak terkait, berjumlah enam orang saksi yang sudah dimintai keterangan. Kami masih melakukan pemeriksaan lanjutan,” jelasnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Agta Bhuwana Putra, mengatakan, hari kejadian merupakan pertemuan perdana ekskul renang murid kelas 1, yang digelar seusai jam belajar.

Baca Juga: Bocah 5 Tahun Tewas Tenggelam di Kolam Saiji Waterboom Tangerang

“Adapun pada hari itu adalah ekstrakurikuler renang yang pertama kali untuk murid kelas satu. Ekstrakurikuler renang dilakukan di kolam renang milik sekolah,” ujar Agta dalam keterangannya

Agta mengungkapkan bahwa pada saat kegiatan ekstrakurikuler renang, wali murid tidak diperkenankan mendampingi anak-anak.

“Pada saat mengikuti ekskul renang, wali murid tidak diperbolehkan ikut mendampingi. Anak-anak hanya didampingi guru Yayasan,” kata Agta.

Sekitar pukul 14.30 WIB, guru pendamping UA dan Kepala Sekolah Muhammad Unais menghubungi ibu KBW untuk datang ke RS Viola.

Saat tiba, ibunda KBW diberitahu bahwa KBW dan FAP telah meninggal dunia. Kabar itu kemudian disampaikan ke keluarga FAP, sebelum kedua jenazah dibawa ke rumah masing-masing di Kelurahan Setia Mulya, Tarumajaya. (cr-3)

Tags:
BekasiSDIT Ibnul Jazari2 siswi sdit di bekasi tewas tenggelam2 siswi SDIT Ibnul Jazari tewas tenggelamMuhammad UnaisKepala Sekolah SDIT Ibnul Jazari

Tim Poskota

Reporter

Mohamad Taufik

Editor