"Start karnaval (sound horeg) biasanya mulai jam 12 malam sampai jam 5 pagi," ujarnya.
Baca Juga: Berapa Harga Cincin Tunangan Cristiano Ronaldo dan Kekasihnya?
Asal-Usul Julukan "Thomas Alva Edi Sound"
Julukan Thomas Alva Edi Sound ternyata muncul dari konten kreator temannya yang menggunakan watermark "Edi Sound Horeg".
"Mungkin teman-teman tahunya nama saya Edi, jadi digabungin sama Thomas Alva (Edison)," ucapnya sambil tertawa.
Diparodikan Juventus, Endorse Berdatangan
Viralnya Memed di media sosial membawa berkah. Followernya melonjak, dan tawaran endorse, terutama masker mata berdatangan.
"Senang sekali, apalagi sampai diparodikan Juventus," ungkapnya.
Klub Serie A itu bahkan mengunggah video pemainnya, Khephren Thuram, dengan caption "Thuram Alfa Edi Sound", membuktikan betapa fenomenalnya sound horeg.
Bayaran Fantastis, Jam Kerja Tak Menentu
Memed mengaku hanya bisa menangani satu lokasi per hari karena jadwalnya yang padat. Namun, bayarannya menggiurkan: Rp20–30 juta per event, tergantung lokasi.
Baca Juga: Baim Wong Resmi Sutradarai Film Horor Sukma, Siap Gebrak Layar Lebar
Pro-Kontra Sound Horeg: Rusak Telinga hingga Rumah Retak
Tak sedikit yang mengkritik sound horeg karena suaranya melebihi 100 dBA (desibel), berpotensi merusak pendengaran. Bahkan, getarannya disebut bisa meretakkan rumah.
"Yang saya rasakan masih aman. Mungkin kuping saya yang salah. Kalau rumah rusak, justru tuan rumah senang karena biasanya diganti panitia," bantah Memed.
Dengan popularitas yang kian melambung, sound horeg tak hanya menjadi hiburan, tapi juga bisnis menguntungkan—meski tak lepas dari kontroversi.