Kabar Gembira: Guru Honorer di Jawa Tengah Akan Terima Tunjangan Rp2,1 Juta (Sumber: Pinterest)

Nasional

Resmi! Tunjangan Insentif Rp2,1 Juta untuk Guru Honorer di Jawa Tengah Segera Cair

Sabtu 09 Agu 2025, 20:55 WIB

POSKOTA.CO.ID - Kabar gembira kembali datang bagi ribuan guru honorer di Jawa Tengah. Pemerintah melalui Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) menyalurkan Tunjangan Insentif Guru Non-ASN.

Program ini bukan sekadar bantuan finansial, tetapi wujud penghargaan atas dedikasi guru yang mengajar tanpa lelah, meski belum berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan belum memiliki sertifikat pendidik.

Bagi sebagian guru honorer, kabar ini bukan hanya menyenangkan, melainkan juga menyentuh sisi emosional. Di tengah tantangan finansial dan beban kerja yang berat, apresiasi pemerintah menjadi sinyal bahwa perjuangan mereka tidak diabaikan.

Baca Juga: Attaubah Mufid Anak Siapa? Pekerjaan sang Ayah dan Ibu Dicari hingga Viral Isu Dewi Kakak Kandung Suami Reza Gladys

Latar Belakang Program

Guru honorer adalah tulang punggung pendidikan di banyak daerah, termasuk Jawa Tengah. Dalam banyak kasus, mereka mengajar dengan penghasilan yang terbatas, bahkan jauh di bawah upah minimum. Meski begitu, dedikasi mereka terhadap murid jarang pudar.

Melalui program ini, pemerintah ingin memberikan bantuan langsung yang berbeda dari tunjangan sertifikasi. Sasaran utamanya adalah guru yang belum memiliki sertifikat pendidik tetapi memenuhi syarat administratif. Dengan kata lain, ini adalah bentuk pengakuan bahwa kontribusi mereka sama pentingnya dengan guru yang sudah tersertifikasi.

Besaran Tunjangan dan Skema Pembayaran

Berdasarkan pengumuman resmi, setiap guru non-ASN yang lolos verifikasi akan menerima Rp2,1 juta. Nilai ini merupakan akumulasi dari Rp300 ribu per bulan selama tujuh bulan.

Yang menarik, dana tersebut akan dicairkan sekaligus pada periode Agustus hingga September 2025. Pola pencairan sekaligus ini dinilai membantu guru memenuhi kebutuhan besar seperti biaya sekolah anak, kesehatan, atau perbaikan rumah.

Syarat Penerima

Tidak semua guru honorer otomatis mendapatkan tunjangan ini. Ada sejumlah kriteria yang wajib dipenuhi:

  1. Terdata di Dapodik (Data Pokok Pendidikan) sebagai guru aktif di sekolah negeri atau swasta.
  2. Belum memiliki sertifikat pendidik.
  3. Memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan pemerintah daerah.
  4. Aktif mengajar pada tahun ajaran berjalan.

Cara Mengecek Status Penerimaan

Guru dapat memeriksa status penerima melalui portal resmi Info GTK di:
https://info.gtk.kemdikbud.go.id

Melalui portal ini, guru yang memenuhi syarat akan menerima notifikasi, sekaligus dapat mengunduh dokumen penting seperti:

Keduanya bisa diakses secara daring, sehingga meminimalkan birokrasi manual.

Proses Aktivasi Rekening

Salah satu hal penting dalam program ini adalah mekanisme penyaluran dana. Dana hanya akan ditransfer ke rekening kolektif yang dibuka oleh Puslapdik. Guru penerima wajib mengaktifkan rekening tersebut sebelum 30 Januari 2026.

Jika tidak diaktifkan, dana akan dianggap tidak diterima dan dikembalikan ke kas negara. Artinya, guru harus benar-benar proaktif memantau perkembangan informasi agar hak mereka tidak hangus.

Perspektif Manusia: Lebih dari Sekadar Angka

Bagi sebagian guru honorer, tunjangan Rp2,1 juta mungkin tidak cukup untuk mengubah hidup secara drastis. Namun, maknanya jauh lebih besar daripada nilai nominal.

Ini adalah tanda bahwa mereka diakui. Bahwa pengabdian mereka di kelas, di desa-desa terpencil maupun perkotaan padat, tetap dipandang berharga. Banyak guru yang mengaku bahwa bentuk penghargaan seperti ini memberi energi baru untuk terus mengajar dengan sepenuh hati.

Seorang guru honorer di Kabupaten Magelang misalnya, mengungkapkan bahwa uang tersebut akan ia gunakan untuk membeli buku referensi dan peralatan pembelajaran tambahan. “Kalau soal kebutuhan rumah tangga, ya pasti ada. Tapi untuk murid-murid, saya ingin mereka punya pengalaman belajar yang lebih baik,” ujarnya.

Manfaat Jangka Panjang Program

Selain memberikan keringanan finansial, tunjangan ini berfungsi sebagai jembatan menuju sertifikasi guru. Banyak guru non-ASN yang menjadikan insentif ini sebagai motivasi untuk meningkatkan kualifikasi, agar kelak dapat mengikuti program sertifikasi atau bahkan seleksi ASN.

Di sisi lain, program ini juga mendukung keberlangsungan mutu pendidikan. Guru yang lebih termotivasi akan cenderung meningkatkan kualitas pengajaran, yang pada akhirnya berdampak positif pada siswa.

Tantangan di Lapangan

Meskipun program ini sudah dirancang matang, pelaksanaannya tidak lepas dari tantangan:

Untuk mengatasi hal ini, kolaborasi antara pemerintah daerah, sekolah, dan komunitas guru menjadi kunci keberhasilan.

Baca Juga: Attaubah Mufid Anak Siapa? Pekerjaan sang Ayah dan Ibu Dicari hingga Viral Isu Dewi Kakak Kandung Suami Reza Gladys

Harapan ke Depan

Program tunjangan insentif ini adalah langkah positif, namun idealnya disertai kebijakan jangka panjang yang lebih komprehensif, seperti:

Dengan langkah-langkah tersebut, kesejahteraan guru honorer tidak hanya meningkat secara finansial, tetapi juga dalam hal profesionalisme dan rasa percaya diri.

Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di Jawa Tengah 2025 adalah bentuk nyata apresiasi pemerintah terhadap pengabdian guru honorer. Dengan besaran Rp2,1 juta yang cair sekaligus, program ini diharapkan menjadi dorongan moral dan finansial bagi para pendidik yang belum tersertifikasi.

Di balik angka-angka dan regulasi, ada kisah perjuangan manusia yang penuh dedikasi. Inilah yang membuat program ini bukan sekadar kebijakan, tetapi juga cerita tentang pengakuan, penghargaan, dan harapan.

Tags:
pencairan tunjangan Agustus 2025Info GTK cek tunjanganbesaran tunjangan guru 2025tunjangan guru honorer Jawa Tengahtunjangan insentif guru non-ASN

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor