Padahal, teknologi yang digunakan cukup canggih tapi tetap gagal mencegah serangan. Kata dia, kasus PDNS tersebut membuktikan bahwa teknologi saja tidak cukup andal tanpa SDM yang mumpuni.
"Ancaman sebenarnya ada di bawah permukaan, dan tanpa SDM yang terlatih untuk memahami situasi ini, kita tidak akan bisa mendeteksi masalahnya,” jelas Ardi.
Selain SDM, Ardi menekankan pentingnya kepemimpinan dalam organisasi atau lembaga yang menangani data masyarakat. Ia menilai bahwa kepekaan pimpinan terhadap perlindungan data menjadi faktor penentu dalam mencegah insiden kebocoran.
“Kalau pimpinan tidak peka terhadap pentingnya menjaga data, kebocoran data akan terus terjadi, hampir setiap hari,” ucap Ardi.
Selanjutnya untuk mengatasi masalah ini, Ardi menyarankan pemerintah untuk fokus pada peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan intensif. Kemudian instansi pemerintah juga perlu membangun budaya yang peduli terhadap keamanan data.
“Teknologi bisa dibeli, tapi tanpa SDM yang handal dan kepemimpinan yang peka, kita tidak akan maju,” ucap Ardi.