Kampung Pulo dihuni keturunan Arif Muhammad, penyebar Islam dari Kerajaan Mataram pada abad ke-17.
Makamnya menjadi titik penting ziarah budaya. “Dari kawasan ini sudah terkandung nilai budaya berupa ekosistem keharmonisan masa lalu. Keberagaman, pemahaman pemeluk agama Hindu, Islam, dan lainnya bisa hidup berdampingan tanpa gesekan,” kata Fadli.
Selain seni bela diri, keberadaan Candi Cangkuang yang merupakan peninggalan Hindu dengan patung Dewa Siwa menjadi bukti harmonisasi keyakinan di masa lalu.
“Tentunya akan segera kita dorong agar Candi Cangkuang bisa ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat nasional,” ujarnya.
Ia mengajak generasi muda mempelajari sejarah Candi Cangkuang, sosok Embah Dalem Arif Muhammad, dan warisan budaya tak benda lainnya.
“Diharapkan, generasi muda bisa mengenal dan belajar tentang ekspresi budaya lokal, seperti siraman dan warisan budaya tak benda lainnya,” kata Fadli.