Misalnya, membeli rumah dalam 10 tahun ke depan, memiliki dana darurat setara 6 bulan pengeluaran, atau pensiun mandiri sebelum usia 60 tahun.
Menghasilkan dan Mempertahankan Kekayaan adalah Dua Hal Berbeda
Kalimasada juga menyoroti dua kompetensi utama dalam dunia finansial: kemampuan menghasilkan kekayaan dan kemampuan mempertahankannya.
Menurutnya, meskipun banyak orang mampu mencetak pendapatan besar, namun hanya sedikit yang sanggup mempertahankannya dalam jangka panjang.
Baca Juga: Bantuan PIP 2025 Termin 2 Sudah Cair? Begini Cara Cek dan Cairkan Dana Bansos untuk Siswa
"Menghasilkan kekayaan itu aktif dan agresif, tapi mempertahankannya butuh strategi pasif dan defensif," tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa banyak kasus individu yang tampak sukses secara materi dalam waktu singkat, namun jatuh karena tidak memiliki kerangka pengelolaan uang yang kuat.
Di sinilah peran penting literasi personal finance sebagai bekal menjaga stabilitas ekonomi pribadi.
Investasi pada Ilmu
Dalam penutupan, Kalimasada mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mulai berinvestasi pada ilmu, terutama dalam bidang keuangan pribadi.
Menurutnya, pemahaman mendalam soal personal finance menjadi kunci agar seseorang tidak hanya sekadar memegang uang, tapi juga mampu mengatur dan mengarahkannya sesuai tujuan hidup.
"Kalau kamu enggak ngerti cara kelola, maka uangmu yang akan mengatur hidupmu, bukan kamu yang mengatur uangmu," tegasnya.
Melalui gaya penyampaian yang lugas dan penuh analogi, Kalimasada berharap personal finance bisa lebih membumi dan relevan bagi masyarakat luas.
"Kemerdekaan finansial hanya bisa dicapai kalau kamu tahu cara menuju ke sana," ujar Kalimasada.