POSKOTA.CO.ID - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen) terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di Indonesia.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan memperkenalkan materi khusus tentang keberagaman peserta didik dan pembelajaran diferensiasi dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Kolaborasi dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) menjadi kunci dalam menyusun materi ini.
Tujuannya jelas: membekali calon guru dengan kemampuan merancang pembelajaran yang adaptif, sesuai dengan kebutuhan unik setiap murid di tengah keragaman budaya, kemampuan, dan gaya belajar.
Baca Juga: Jadwal Pencairan TPG Bagi Peserta Lulus PPG Guru Tertentu Tahap 1 Tahun 2025, Simak Alurnya
Transformasi PPG: Guru Masa Depan Harus Adaptif dan Inklusif
Program PPG, yang dirancang untuk mencetak guru profesional, kini diperkaya dengan pendekatan pembelajaran yang lebih adaptif.
Materi baru ini bertujuan membekali calon guru dengan kemampuan merancang proses belajar mengajar yang sesuai dengan kebutuhan individu murid, termasuk mereka yang memiliki latar belakang budaya, kemampuan, dan gaya belajar beragam.
“Guru masa depan tidak hanya harus menguasai konten akademik, tetapi juga mampu merespon keragaman di kelas dengan strategi yang tepat,” tegas Nunuk Suryani, Dirjen GTK, dalam webinar nasional yang digelar pekan lalu.
Pelatihan Intensif untuk Dosen dan Guru Pamong
Tak hanya fokus pada mahasiswa PPG, Kemendikdasmen juga menyiapkan pelatihan khusus bagi dosen LPTK dan guru pamong. Pelatihan ini dirancang agar para pendamping mampu membimbing calon guru dalam menghadapi tantangan nyata di kelas, seperti:
- Mengelola kelas dengan siswa berkebutuhan khusus,
- Merancang pembelajaran berbasis diferensiasi,
- Memanfaatkan teknologi untuk pendidikan inklusif.
“Dengan pendampingan yang berkualitas, guru baru akan lebih siap menciptakan lingkungan belajar yang adil dan bermakna bagi semua siswa,” tambah Nunuk.
Komitmen Menuju Pendidikan yang Lebih Adil dan Berkualitas
Inisiatif ini merupakan bagian dari transformasi besar program PPG, sekaligus bukti komitmen Kemendikdasmen dalam mewujudkan Sistem Pendidikan Nasional yang inklusif dan merata.
Harapannya, lulusan PPG tidak hanya unggul secara pedagogis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kemampuan memfasilitasi pembelajaran yang menjangkau seluruh siswa tanpa terkecuali.
“Setiap anak berhak mendapat pendidikan terbaik, apa pun latar belakangnya. Melalui pendekatan ini, kami ingin memastikan tidak ada siswa yang tertinggal,” pungkas Nunuk.
Baca Juga: Soal Latihan dan Kunci Jawaban PPG 2025: Fokus pada Pembelajaran Berdiferensiasi!
Dampak Jangka Panjang
Para ahli pendidikan menyambut positif langkah ini. Dr. Ahmad Syafii, Pakar Pendidikan Inklusif dari Universitas Negeri Jakarta, menilai integrasi materi keberagaman dalam PPG akan mempercepat terciptanya ekosistem sekolah yang lebih manusiawi.
“Guru adalah ujung tombak perubahan. Jika mereka sudah dibekali pemahaman mendalam tentang diferensiasi, kita bisa mengurangi kesenjangan pembelajaran di tingkat dasar dan menengah,” ujarnya.
Dengan kebijakan ini, Kemendikdasmen berharap dapat mencetak generasi guru yang tidak hanya cakap mengajar, tetapi juga menjadi agen pemersatu dalam keberagaman Indonesia.