Ia dengan bangga mengungkapkan memiliki Casio F-91W, jam digital klasik yang hanya seharga Rp200 ribuan.
Menurutnya, nilai suatu jam bukan ditentukan oleh label harga, melainkan kisah yang menyertainya.
Salah satu jam yang paling ia hargai adalah Seiko Prospex Turtle Padi, hadiah dari ibunya. Arloji ini bukan sekadar penunjuk waktu, tapi saksi sejarah pribadi yang merepresentasikan kedekatan keluarga dan masa lalu yang berarti.
Baca Juga: 4 Film Horor Kuasai Netflix Indonesia Hari Ini, Singsot Masih Bertahan!
Jam Tangan sebagai Aset Bernilai
Bagi Timothy, jam tangan bukan hanya aksesori mewah, melainkan bagian dari strategi investasi dan diversifikasi aset.
Ia menyampaikan pandangannya bahwa arloji dari merek ternama seperti Rolex atau Patek Philippe dapat mengalami kenaikan nilai seiring waktu.
Namun Timothy menggarisbawahi bahwa pembelian jam tangan mewah sebaiknya dilakukan setelah kestabilan finansial terpenuhi, bukan sebagai prioritas gaya hidup.
"Gue inget setiap baret tuh gue lagi ngapain," ungkap Timohy, memperlihatkan bagaimana setiap goresan pada jam menyimpan kenangan.
Inilah yang membedakan pendekatan Timothy terhadap barang mewah, lebih pada nilai naratif ketimbang nilai nominal.