TANAH ABANG, POSKOTA.CO.ID – Direktorat Sekolah Menengah Atas (SMA) Kementerian Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Kemendikdasmen) bekerja sama dengan Arasoft Korea Selatan melatih lebih dari 100 guru SMA dari 16 provinsi.
Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan eBook interaktif berbasis standar global EPUB 3.0.
"Seluruh peserta berhasil menyelesaikan buku digital interaktif yang memuat video pembelajaran, narasi suara, kuis, dan ilustrasi animatif yang dapat diakses tanpa koneksi internet," ujar Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, Gogot Suharwoto, dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Agustus 2025.
Gogot menyebut program ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat kompetensi guru dalam memproduksi konten digital pembelajaran.
“Transformasi digital bukan sekadar pilihan, namun langkah strategis nasional untuk menjawab tantangan masa depan,” tegasnya.
Ia berharap guru-guru SMA dapat menjadi pelaku utama dalam membangun budaya literasi digital yang adaptif, kreatif, dan kontekstual.
“Kami berharap, para guru SMA menjadi pelaku utama dalam menginisiasi budaya literasi digital yang tidak hanya adaptif, tapi juga kreatif dan kontekstual dengan kebutuhan siswa,” tambah Gogot.
Dalam pelatihan ini, peserta menggunakan Namo Author, alat authoring berbasis HTML5+CSS3 dari Arasoft, serta Dabonda, aplikasi pembaca lintas-perangkat yang mendukung format EPUB, DOCX, PPT, dan PDF.
Baca Juga: Experiential Learning 2025: 3 Strategi Kolaborasi Guru untuk Pembelajaran
Semua karya peserta divalidasi langsung oleh tim teknis Arasoft untuk memastikan kualitas dan kelayakan distribusi di sekolah.
“Ini bukan sekadar pelatihan, melainkan langkah taktis menuju masa depan pendidikan yang inklusif secara teknologi,” kata Gogot.
Ia berharap kolaborasi Kemendikdasmen, Arasoft, dan dukungan dari National IT Industry Promotion Agency (NIPA) Korea Selatan dapat mendorong pemerataan kompetensi guru dan memperkuat literasi digital nasional.
Gogot menegaskan, program ini sejalan dengan agenda prioritas Kemendikdasmen dalam membangun pendidikan inklusif dan berdaya saing global.
"Langkah melalui program strategis seperti wajib belajar 13 tahun, penguatan karakter, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru, literasi-numerasi berbasis teknologi abad ke-21, pemenuhan sarana pembelajaran digital, serta pengembangan bahasa dan sastra," jelasnya.